JAMALI, Inovasi Karya Mahasiswa Polbangtan Kementan

JAMALI, Inovasi Karya Mahasiswa Polbangtan Kementan

Mukhamad Bagas Kurniawan, mahasiswa program studi Agribisnis Hortikultura, Polbangtan YoMa Kementan saat di Soropadan Agro Festival --Polbangtan YoMa

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID -  Sebagai daerah agraris, kabupaten Temanggung mempunyai potensi pertanian yang menjanjikan. Dengan luas lahan 60,956 Ha, didukung dengan suhu udara antara 18° C – 28° C dan curah hujan antara 1.000 – 3.100 mm/tahun, membuat sebagian besar tanaman dapat tumbuh optimal. 

Mengenali potensi ini, mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) Kementan merilis Jamali, minuman sehat dari komoditas unggulan setempat.

Diusung oleh Mukhamad Bagas Kurniawan, mahasiswa program studi Agribisnis Hortikultura, Jamali mendapatkan respon yang baik dari konsumen. Pasalnya, pria berusia 20 tahun ini berhasil meramu produk pertanian menjadi minuman sehat yang dikemas kekinian.

Bagas memanfaatkan bahan baku yang tersedia di Dusun Jurangsari, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung menjadi produk bernilai tambah. Ia melirik jahe yang merupakan potensi wilayah dengan produksi relatif tinggi. 

Produktivitas Bagas menunjukkan optimisme petani milenial terhadap sektor pertanian. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, mengaku senang, kehadiran anak muda harus memperkokoh harapan rakyat dan memperkuat kesiapan-kesiapan yang ada dalam menghadapi tantangan global. 

“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian,” kata Mentan Syahrul.

Lebih lanjut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan pentingnya petani milenial sebagai socioagripreneur untuk melakukan inovasi dan mengubah mindset dengan pemanfaatan teknologi dari produksi hingga pengolahan hasil dan distribusi. 

"Inovasi tidak hanya berasal dari hasil penelitian laboratorium saja tetapi juga bisa dari uji coba pengalaman para petani-petani sukses . Hal ini yang menjadi contoh untuk generasi muda pertanian lainnya. Petani yang rajin mengadopsi inovasi teknologi akan berkembang lebih maju dan modern dibandingkan dengan petani yang tidak mengadopsi teknologi", papar Dedi.

Dilansir oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung, jahe merupakan salah satu jenis tanaman biofarmaka yang sangat berpotensi di kecamatan Pringsurat. Hal ini terbukti dari produksi jahe yang selalu meningkat setiap tahunnya, hingga mencapai 637.500 kg pada tahun 2021.

Ia kemudian meracik Jamali, wedang jahe dengan madu dan lidah buaya. Yang membuat minuman mahasiswa semester 5 ini istimewa adalah dengan menambahkan potongan lidah buaya. 

“Menurut informasi dari BPP Soropadan, dusun Jurangsari mempunyai potensi jahe, sehingga saya gabungkan dengan lidah buaya untuk menciptakan suatu minuman kesehatan. Sehatnya dapat, tapi tetap mengikuti tren.” tuturnya.

Ia ingin menggantikan presepsi wedang jahe sebagai jamu, menjadi minuman kesehatan yang kekinian.

“Saya mau angkat bahwa jamu itu masih bisa dikonsumsi di era seperti ini, dan menyehatkan. Setelah diminum, hangat jahenya, ada rasa mint nya, sehingga melegakan tenggorokan, dan ada sensasi kenyal dari aloe veranya itu sendiri.” jelas Bagas.

Dirilis pada 24 Oktober 2022 di Soropadan Agro Festival, sampai dengan saat wawancara (10/11) Jamali telah menjual 60 botol. Berawal dari praktek kewirausahaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari, Bagas melakukan identifikasi produk selama 2 minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: polbangtan yoma