Pemkot Magelang Gandeng Stakeholders, Rencanakan Pembangunan Galeri Inovasi

Pemkot Magelang Gandeng Stakeholders, Rencanakan Pembangunan Galeri Inovasi

DISKUSI. Sejumlah stakeholders mengikuti diskusi tentang rencana pembangunan Galeri Inovasi di Aula Bappeda Kota Magelang, kemarin.(foto : wiwid arif/magelang ekspres)--Magelangekspres.com

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Pemkot Magelang mengundang sejumlah tokoh dari kalangan akademisi, seniman, budayawan, hingga insan pers untuk berdiskusi terkait rencana pengadaan Galeri Inovasi di Kota Magelang. Unsur penthahelix tersebut diharapkan menyumbangkan gagasan soal pengadaan tempat display hasil karya inovasi masyarakat.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang, Handini Rahayu mengatakan, pihaknya merasa perlu melibatkan semua stakeholders untuk berdiskusi. Dalam hal ini, agar perwujudan kreasi dan inovasi masyarakat mendapat penghargaan yang lebih baik.

“Kami turut mengundang akademisi, instansi organisasi perangkat daerah (OPD), juga tokoh masyarakat, dan media massa, untuk mendapatkan jawaban, sejauh mana kita butuh Galeri Inovasi,” kata perempuan yang akrab disapa Dini itu, di sela Forum Group Discusion (FGD) Galeri Inovasi di Aula Bappeda, Kamis (24/11).

Kepala Dinas Perpusataan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Magelang, Arif Barata Sakti menjadi tokoh pertama yang memberikan masukan soal rencana Galeri Inovasi. Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Magelang itu menilai bahwa eksistensi hasil kreasi dan inovasi masyarakat memang perlu dipublikasikan.

“Selain publikasi juga diperlukan inkubasi, agar hasil temuan itu bersifat berkelanjutan. Kami menilai perlu adanya wadah untuk menampung kreator dan inventor dalam satu forum yaitu Galeri Inovasi,” ujarnya.

Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang (DKKM) Muhammad Nafi turut mengomentari anggaran yang tidak sedikit untuk membuat sebuah gedung Galeri Inovasi. Dari kacamatanya, masyarakat Kota Magelang belum memerlukan tempat khusus memajang hasil kreasi dan inovasi.

“Saya kira belum urgen benar adanya Galeri Inovasi. Lebih baik anggaran dialokasikan untuk hal yang lebih penting,” ucapnya.

Dia tak ingin, Galeri Inovasi akan mengikuti jejak Desa Buku di TKL Ecopark yang mangkrak selama beberapa tahun. Padahal, saat pengadaan, jumlah dana yang dikeluarkan tidaklah sedikit.

“Yang dibutuhkan sekarang itu adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM)-nya, bukan fasilitas display yang anggarannya tidak sedikit itu. Mestinya, Pemkot Magelang mengenbangkan SDM-nya terlebih dahulu, agar inventor terus bermunculan. Setelah teratur, barulah digagas wadahnya secara fisik,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu jurnalis yang diwakili Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Magelang, Wiwid Arif menilai, anggaran pembangunan gedung Galeri Inovasi yang begitu besar tak menjamin, manfaatnya bakal dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Pemerintah perlu menimbang, menampung berbagai pendapat dari semua pihak sebelum merealisasikannya. Jika pembangunan gedung dianggap terlalu besar biayanya, bisa memakai kecanggihan teknologi dengan memanfaatkan platform digital,” ujarnya.

Menurut dia, pajangan hasil inovasi tak melulu harus bersifat gedung yang megah. Dia pun membandingkan Galeri Inovasi yang saat ini berada di Kampung Tidar Campur, Tidar Selatan kini kondisinya memprihatinkan. Bahkan, nyaris tidak pernah mendapatkan kunjungan dari tamu-tamu luar daerah.

“Masalah ketertarikan ini kan dinamis. Belum tentu kalau punya gedung Galeri Inovasi ini akan langsung mendatangkan wisatawan. Terutama di Kota Magelang. Salah satu contoh di Kota Magelang punya banyak museum-museum dan kekayaan sejarah, tapi angka kunjungan ke tempat-tempat itu masih di bawah 2 persen dari total kunjungan wisatawan ke Kota Magelang,” papar dia. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com