Guru Agama Harus Kenalkan Moderasi Beragama bagi Pelajar

Guru Agama Harus Kenalkan Moderasi Beragama bagi Pelajar

TOWEL. Komunitas Together We Life (Towel) gelar dialog penguatan aksi moderasi beragama bagi siswa sekolah di pendopo kabupaten.(foto : Agus Supriyadi/Wonosobo ekspres)--Magelangekspres.com

WONOSOBO,MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Penguatan moderasi beragama harus diperkuat di sekolah sekolah. Moderasi diharapkan menjadi cara pandang sikap dan perilaku kehidupan bermasyarakat. Pemkab Wonosobo telah memasukkan agenda tersebut  kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

“Semua harus menyatukan cara pandang dan perspektif, terutama guru agama yang memiliki peran penting, bahwa moderasi beragama bukan agenda asing, tidak perlu curiga,” ungkap Direktur Pendidikan Agama Islam Amrullah saat membuka dialog Penguatan Aksi Moderasi Beragama bagi Siswa Sekolah di Pendopo Kabupaten, Kamis (24/11/2022).

Menurutnya, penting kerjasama dalam melaksanakan moderasi beragama di sekolah, sehingga benar-benar mendapatkan tempat yang baik.

Pihaknya mengajak seluruh entitas peserta didik dan guru untuk mengenal dan mengetahui maksud dan perspektif tentang pelaksanaan moderasi beragama bagi siswa sekolah.

“Jadilah guru pendidikan agama yang hebat, manfaat, dan bermartabat. Saya sangat mengapresiasi Kabupaten Wonosobo yang dapat menggelar kegiatan ini dan memberikan manfaat luar biasa. Kita harus mampu menjadikan Indonesia lokus klasik yang terbaik dalam mewujudkan hidup yang aman, dan toleransi yang tinggi,” katanya.

Sementara itu, Pembina Towel Wonosobo Idham Kholid mengatakan penguatan aksi moderasi beragama di sekolah menjadi program prioritas.

Berdasarkan data nasional jumlah peserta didik ada sekitar 61,3 juta atau 22% dari populasi penduduk Indonesia, dari jumlah tersebut 51 juta adalah pelajar SD dan SMP, 7,3 juta mahasiswa, 2,6 juta guru, serta 308 ribu orang dosen.

Untuk itu, dari jumlah yang besar tersebut diharapkan mampu menjadi motor penggerak program moderasi beragama di sekolah dan menjadi contoh untuk kehidupan bermasyarakat.

“Dari jumlah yang besar tersebut, saya berharap mampu menjadi motor penggerak dalam menyukseskan program moderasi beragama di sekolah sebagai laku hidup kita, karena moderasi bukan paham atau aliran namun menjadi cara pandang sikap dan perilaku kehidupan bermasyarakat,” terangnya.

Lebih lanjut Idham menambahkan, penguatan aksi moderasi beragama di sekolah dicanangkan dan diwujudkan dalam bentuk dialog interaktif bersama guru agama SMP dan SMA se-Wonosobo, dialog bersama dengan pengurus OSIS SMP dan SMA se-Wonosobo, serta memilih 10 lembaga pendidikan atau sekolah sebagai wadah percontohan.

“Melalui program ini mudah-mudahan mampu menjawab permasalahan seperti perundungan atau intoleransi di sekolah yang kita hadapi akhir-akhir ini. Sehingga, akan tercipta solidaritas, integritas, dan tenggang rasa yang terus akan kita pupuk, moderasi beragama di sekolah juga harus dikuatkan secara digital,” pintanya.

Sementara itu, Rektor Unsiq Wonosobo Sukawi menambahkan, gerakan moderasi beragama dimaksudkan untuk mencegah gerakan radikalisme khususnya di sekolah. Dinilainya, endemi keagamaan akan terasa kental jelang pemilu 2024 mendatang.

“Di setiap sekolah praktik beragama harus dilembagakan melalui bentuk ekstrakurikuler dapat dimulai dari pemahaman keagamaan, ilmu kebijaksanaan, dan kearifan kita. Selain itu aksi moderasi beragama di sekolah dimohon perhatikan tiga aspek penting yaitu makro pendidikan, mikro pendidikan, dan aspek meso, saya mohon aksi ini berkelanjutan dan membudaya di kehidupan kita,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com