Merti Desa, Bisa Jadi Daya Tarik Wisata

Merti Desa, Bisa Jadi Daya Tarik Wisata

TRADISI. Warga Desa Petarangan Kecamatan Kledung menggelar tradisi merti desa di puncak Botorono, Rabu (7/12).(foto:setyo wuwuh/temanggung ekspres)--Magelangekspres.com

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo mengatakan, tradisi merti desa yang dilaksanakan oleh warga Desa Petarangan Kecamatan Kledung ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisata.

Sehingga kedepan desa Petarangan menjadi salah satu salah satu objek wisata andalan di Temanggung.

"Hampir setiap desa di Temanggung memiliki tradisi merti desa, tradisi seperti ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisatwan baik lokal maupun nasional," katanya.

Apalagi lanjut Wabup, Desa Petarangan ini memiliki objek wisata puncak Botorono, di mana puncak Botorono ini memiliki pemandangan alam yang sangat menarik untuk dinikmati.

"Tinggal bagaimana pengelolaannya, sehingga semua potensi wisata ini bisa menjadi objek yang menarik bagi wisatawan," katanya.
Jumarno Kepala Desa Petarangan menambahkan, meskipun hasil panen raya tembakau 2022 tidak menguntungkan petani, namun warga Desa Petarangan Kecamatan Kledung tetap menggelar merti desa (selamatan desa), tradisi tahunan ini digelar di puncak Botorono desa setempat.

Ia menuturkan, tradisi merti desa ini biasanya digelar di desa, namun karena saat ini desa memiliki destiasi wisata puncak Botorono, maka puncak acara merti desa kali ini memang sengaja digelar puncak Botorono.

"Sambil mengenalkan Botorono sebagai salah satu destinasi wisata alam yang ada di tempat kami, viewnya sangat bagus untuk melihat pemandangan yang ada di wilayah Temanggung," katanya usai memimpin merti desa.
Menurutnya, selain mengenalkan puncak Botorono, juga untuk mengenalkan kesenian tradisional dan tradisi lainnya yang sudah dijalankan masyarakat selama ini.

"Tidak hanya Botorono saja, masih ada potensi lainnya, seperti kopi, kesenian tradisional dan yang lainnya," jelasnya.

Ia menuturkan, selama pandemi Covid-19 kurang lebih dua tahun, tradisi ini memang sengaja tidak digelar, karena kondisinya yang tidak memungkinkan.
Biasanya lanjut Jumarno, tradisi ini digelar dengan berbagai rangkaian acara seperti pawai kesenian, pengajian dan sejumlah kegiatan masyarakat lainnya. Namun kali ini tradisi hanya digelar dengan sederhana.

Menurutnya, adanya puncak Botorno ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, setidaknya bisa mengurangi kegiatan negatif yang biasanya di lakukan oleh para pemuda. Sehingga pihaknya terus berupaya mengembangkan potensi wisata alam ini agar kedepan bisa membawa kesejahteran masyarakat.
"Pemuda sudah banyak yang terjun langsung dalam pengelolaan Botorono, dari sini kemudian timbul pemikiran yang positif bagi para pemuda dan masyarakat," harapnya.

Sementara itu tradisi merti desa yang digelar oleh masyarakat di lereng Gunung Sumbing ini dimulai dengan mengarak sejumlah tumpeng dan ingkung ayam jantan dari desa menuju ke puncak Botorno, arak-arakan ini juga menjadi salah satu momen yang sangat menarik untuk wisatwan.
"Kedepan akan kami kemas lebih apik lagi, dengan harapan bisa menarik minat wisatwan kesini," harapnya. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com