Tanggap GRK, Pemkab Wonosobo Dorong Kualitas Proklim
DITEMUI. CSR Manager PT PAMA saat ditemui media dalam peluncuran proklim di Kawista Adiwarno Selomerto, Selasa (6/6). -mukarom mohammad/wonosobo ekspres-MAGELANG EKSPRES
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Tanggapi gas rumah kaca (GRK), Pemkab Wonosobo gandeng PT PAMA gaungkan program kampung iklim (proklim).
Salah satunya digelar di Dusun Kawista Adiwarno Selomerto Wonosobo, Selasa, 6 Juni 2023.
CSR Manager PT PAMA, Maydi Irfan menilai proklim sebagai bentuk kegiatan dan tanggung jawab bersama-sama. Sehingga pelaku pengembangan proklim sampai masuk ke dalam kategori lestari, butuh campurtangan setiap lini.
Kategori proklim lestari dapat dicapai apabila suatu daerah tersebut dapat lewati proses-proses tertentu.
BACA JUGA:Lima Santri Wonosobo Juarai MQK Jateng, Siap Diandalkan di Tingkat Nasional
"Kita lihat warga di Kawista begitu terbuka, artinya proklim sudah bisa diterima. Karena efek GRK jika dibiarkan akan sangat berpengaruh ke banyak hal. Dampaknya kepada kesehatan manusia, perubahan cuaca, kesuburan tanaman, dan lain-lain," jelasnya.
Maydi sebut ada 3 tingkatan capaian kesuksesan proklim. Antara lain yaitu proklim tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan tingkat nasional. Idealnya, masing-masing penempuhan selama 1 tahun.
"Peluncuran proklim di Kawista Adiwarno ini nantinya akan melalui beberapa tahapan agar bisa naik level ke provinsi bahkan nasional. Idealnya ditempuh setahun kemudian dievaluasi, kalau ternyata Kawista bisa progres dan konsisten di tahun pertama setingkat daerah berarti bagus," tambahnya.
Dirinya mengatakan proklim bisa berhasil jika banyak pihak yang terlibat. Selain butuh campur tangan pemerintah, kesadaran masyarakat jadi faktor utama.
Pengawas lingkungan hidup ahli muda DLH Kabupaten Wonosobo, Christriyogo Priyo Utomo menilai proklim sebagai terobosan penting. Pasalnya konsentrasi GRK salah satu sebabnya yaitu sampah.
BACA JUGA:Warga Deroduwur Wonosobo Keluhkan Jalanan Sempit, Berikut Solusinya
"Beberapa faktor terjadinya GRK salahsatunya dari pengelolaan sampah. Terkadang masih ada warga yang melakukan pembakaran sampah terbuka. Akibatnya konsentrasi GRK semakin tinggi seperti timbulnya CO2, N2O, NOx, NH3, dan karbon organik," paparnya.
Salah satu mitigasi lingkungannya yaitu pendampingan pengelolaan limbah. Tandasnya, pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) perlu diterapkan.
"Perlu dipahami terkait pengelolaan sampah. 3R maksudnya yaitu mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sampah," tutupnya. (mg7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres