Ciptakan Tari Kreasi, Guru SMPN 1 Selomerto Wonosobo hanya Butuh Waktu Seminggu

KREASI. Tari kreasi "Sahakarya Bhumi Nuswantara" karya SMPN 1 Selomerto Wonosobo. -Istimewa-MAGELANG EKSPRES
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan, tari kreasi berjudul "Melindungi Bumi Nusantara" lahir dalam kurun waktu relatif singkat. Pencetusnya adalah guru SMPN 1 Selomerto Wonosobo.
"Tema tari ini sebanarnya kita ambil dari bahasa sansekerta yaitu "Sahakarya Bhumi Nuswantara" berarti melindungi bumi nusantara. Penulisan naskah hingga latihan tari butuh waktu hanya 8 hari," terang Adina Eska, guru sekaligus koreografer tari kreasi tersebut, belum lama ini.
Adina beberkan, tari berdurasi 10 menit itu menceritakan tentang kebiasaan masyarakat dalam menempatkan sampah yang dinilai sembarangan. Dampaknya, merusak kesuburan tanah.
BACA JUGA: Jomplang! Komnas HAM Sebut Angka Pengaduan Difabel Tidak Wajar
"Kita mengusung tema lingkungan sebagai bentuk kritik bahwa sampah yang sembarang dibuang itu mengakibatkan berbagai macam kerusakan. Terutama sampah plastik, di mana produksi limbah tidak terurai ini seiring waktu semakin meningkat. Akan tetapi kesadaran untuk hal itu belum banyak dimiliki masyarakat," paparnya.
Perayaan bertema "Melawan Sampah Plastik" yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonosobo itu, bagi Adina sebagai wahana sosialisasikan bahaya sampah di kemudian hari.
Koreografer tari kreasi tersebut sebutkan, sebanyak 8 penarinya rata-rata usia 12-14 tahun. Beberapa tantangan dialaminya selama proses latihan.
"Mereka rata-rata usia 12 sampai 14 tahun yang saat ini kelas 7, 8, dan 9 di SMPN 1 Selomerto. Cukup tertantang karena memang waktunya latihan cukup singkat, dan bagaimana menjaga mood anak-anak dari pertama latihan sampai pentas hari ini. Kita pengen menyetak pendidikan karakter pada anak melalui seni budaya," jelasnya.
BACA JUGA: Terima Penghargaan Paramesti, Wonosobo Siap Perluas KTR
Selain tari, pemain karawitan sebayanya juga memiliki waktu latihan yang sama yaitu hanya 8 hari. Guru karawitan, Baryatno sampaikan hal serupa. Ia mengaku temui beberapa kesulitan saat melatih.
"Kita sama-sama 8 hari persiapan. Bahkan anak-anak yang bermain karawitan ini justru lebih singkat waktunya, hanya 6 hari karena 2 hari sebelumnya saya gunakan untuk mencari ide ketukannya. Tantangannya bagi saya tidak begitu banyak, hanya perlu waktu lagi agar anak-anak terbiasa. Beruntung mereka sudah punya basic bermain karawitan, jadi cepat paham," kata Baryatno.
Dirinya berharap, tari kreasi dan iringan musiknya dapat dikembangkan sehingga bisa menjadi tarian khas Kabupaten Wonosobo.
"Kita diminta DLH untuk tampil awalnya, karena temanya lingkungan akhirnya kita garap sebisa dan semampu kita. Kami berharap tarian ini bisa jadi ciri khas tarian daerah, syukur jika masuk ke kancah nasional dan internasional. Karena setahu saya tari bertema lingkungan baru pertama kali ada ini," lanjutnya. (mg7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres