Kasus Bunuh Diri di Wonosobo Relatif Rendah

Kasus Bunuh Diri di Wonosobo Relatif Rendah

DPPKB. Kepala DPPKB P3A Wonosobo, Dyah Retno saat diwawancara di suatu acara. -Mohammad Mukarom-magelangekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Tren bunuh diri (bundir) terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) baru-baru ini. Kasusnya sudah merambah hingga ke Kabupaten Wonosobo. Dinas DPPKB P3A setempat akui program pemberdayaan keluarga kecolongan.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB P3A) Wonosobo, Dyah Retno merespons, pihaknya akan mengevaluasi TPK desa terkait.

"Kami akan melakukan evaluasi TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) setempat. Artinya jangan sampai program-program tentang pemberdayaan keluarga kecolongan lagi karena kegiatannnya belum optimal," jelasnya saat diwawancara belum lama ini.

BACA JUGA:WASPADA! Dieng Wonosobo Dilanda Hujan Es dan Angin Kencang

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Dyah Retno saat dimintai keterangan mengenai kasus bundir yang dialami seorang perempuan di salah satu kelurahan di Wonosobo pada beberapa hari silam.

Namun demikian, kasus bundir di Wonosobo sejak tahun 2023 ini angkanya relatif rendah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Terdapat 1 kasus berjenis kelamin perempuan, dan beberapa kasusnya dialami oleh laki-laki.

"Kami merasa berduka atas kejadian tersebut. Sejauh ini, seperti yang terdata di kami itu kasusnya dominan laki-laki. Kalau dari perempuan 1 kasus. Saya harap kasus ini yang terakhir terjadi di Wonosobo," ujar Dyah.

Bagi Dyah, evaluasi terhadap TPK di tingkat desa akan dilakukan demi menghindari pengulangan kasus yang sama. Terlebih di masing-masing desa sudah memiliki TPK untuk dapat menjalankan program dinas, utamanya program yang berkaitan pemberdayaan keluarga.

BACA JUGA:Berkaca Peristiwa di Magelang, Bupati Wonosobo: Buat Pelajaran

"Evaluasi ini untuk memperbaiki kinerja sehingga pada tahun 2024 tidak ada kasus yang terjadi lagi seperti saat ini," ujarnya.

Dirinya menyebutkan, di tiap-tiap desa telah memiliki TPK yang terdiri dari unsur bidan, kader keluarga berencana (KB), hingga kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK).

Demikian dikatakan Dyah seusai hadir acara pelatihan kader Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) di Ruang Mangunkusumo Sekretariat Daerah (Setda) Wonosobo belum lama ini.

Dyah mengatakan, pelatihan tersebut dapat menjadi suatu dorongan bagi dinas dan kadernya untuk lebih mengoptimalkan perhatiannya kepada masyarakat di tingkat desa.

Ia berharap, seluruh masyarakat hendaknya dapat memanfaatkan layanan dari dinas. Selain PPKS, ada juga layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres