Eksperimen, Penampilan Seperti ODGJ Jadi Ciri Khas Teater Banyu Wonosobo

Eksperimen, Penampilan Seperti ODGJ Jadi Ciri Khas Teater Banyu Wonosobo

TEATER. Eksperimen sosial Teater Banyu di Kabupaten Wonosobo, Minggu (19/11) lusa kemarin. -istimewa-magelangekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Mengubah penampilan menjadi compang-camping, rambut berantakan, kemudian bereksperimen dengan berjalan kaki dan melewati rumah-rumah warga merupakan bagian dari ciri khas Teater Banyu Wonosobo.

Salah satu sanggar seni tersohor di Kabupaten Wonosobo itu rutin menggelar kegiatan tersebut setiap setahun sekali. Puluhan anggota teater didandani ala ODGJ untuk disebar ke sejumlah titik di jalan raya kota.

Lurah Teater Banyu, Nanang Plengeh mengatakan hal tersebut bertujuan untuk menguji mental anggotanya. Peserta akan berhadapan langsung dengan respon publik ketika melihatnya sebagai ODGJ.

BACA JUGA:Sisir Waduk Wadaslintang, Rohiman Ditemukan Tenggelam Terlilit Jala

"Anggota teater biasa kami gembleng dengan cara eksperimen sosial. Karena teater ini erat kaitannya dengan keaktoran atau bermain peran dengan penampilan seperti apapun," katanya, Selasa (21/11).

Kegiatan tersebut dikemas dalam satu acara workshop. Kata Plengeh, serangkaian acaranya meliputi pelatihan tentang rumpun kesenian, mulai dari seni lukis, aktor, panggung, musik, penulisan naskah, dan lain-lain.

Tak hanya itu, anggota yang telah dibekali teori kesenian, mereka juga diberikan ruang untuk mempraktekkannya seketika di atas panggung dengan kemasan pementasan drama.

Kemudian pada sesi terakhir, yang digelar Teater Banyu adalah eksperimen sosial. Mereka disebar di penjuru kota untuk melancarkan aksinya. Menurut Plengeh, hal itu dapat memupuk jiwa keaktoran anggotanya.

"Hari Minggu (19/11) kemarin itu kita juga sudah melakukan eksperimen juga. Jadi, kegiatan ini ditujukan kepada anggota baru, dan menjadi salah satu syarat untuk bisa dibaiat sebagai keluarga besar Teater Banyu," terang Plengeh.

BACA JUGA:Poin Persibara Melesat, PSIW Berada di Ujung Tanduk

Plengeh menyebutkan, skema pelaksanaan workshop sanggarnya merupakan warisan turun-temurun dari kepengurusan beberapa tahun silam.

"Kegiatan ini sudah dijalankan dari dulu. Seperti harapan seniman-seniman Teater Banyu, anggota harus ikut workshop sebagai gerbang awal untuk bisa tampil di publik. Jalan raya itu panggung, dan itu yang kita tanamkan," paparnya.

Lebih lanjut, Lurah Plengeh menginginkan agar sanggarnya bisa banyak melahirkan seniman hebat nantinya. Tidak sekadar untuk mengetahui definisi kesenian, melainkan lebih dari itu.

"Kita punya semboyan yaitu spiritual, sains, dan karya. Nah dalam setiap kegiatan, termasuk di acara workshop itu landasan kita ya semboyan tersebut," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres