MAGELANGEKSPRES.COM, USAI melaksanakan salat Jumat di masjid dekat rumahnya, di jalan Sambung Kidul RT 002/ RW 001, Kramat Utara, Magelang Utara. Mohammad Yusuf dan Andi bergegas pulang untuk membantu menyiapkan nasi boks yang akan dibagikan ke pondok pesantren Selamat (Sekolah Alam dan Kemanusiaan Terbuka) di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hari itu, mereka akan membagikan seratus lima nasi boks sesuai jumlah santri yang tinggal di pondok pesantren tersebut.
Setelah lengkap, nasi boks diangkut dengan mobil menuju ponpes yang jaraknya kurang dari 4 kilometer. Mereka berdua yang mengantarkan langsung ke ponpes yang diasuh oleh KH Abdurrosyid Ahmad.
Sejumlah santri pun terlihat gembira, ikut membantu mengangkat nasi boks dari mobil menuju pondok pesantren. Mereka sangat bersyukur karena mendapatkan sedekah nasi boks. Setidaknya, menu makan siang hari itu bakal berbeda. Sebab, menu yang disajikan sehari-hari di pondok dimasak oleh santri sendiri.
Anam dan Hanif, dua santri asal Magelang yang membantu mengangkat nasi boks mengaku senang atas bantuan nasi yang diberikan secara tulus ikhlas. Hari Jumat menjadi berkah bagi mereka. Setidaknya ada dua lembaga yang menyalurkan bantuan nasi untuk makan siang. Selain itu, ada bantuan lain, berupa sembako dari pihak yang peduli dengan ikut menjaga santri dalam menuntut ilmu di pondok pesantren. "Alhamdulillah, terima kasih atas bantuanya," ungkap Hanif.
[caption id="attachment_39714" align="alignleft" width="252"] ANAM dan Hanif, dua santri Ponpes Selamat Magelang saat membantu membawa sedekah nasi boks ke dalam ponpes.[/caption]
Hari itu, kebetulan KH Abdurrosyid sedang tidak ada di pondok sehingga bantuan diterima oleh istrinya, Nyai Abdurrosyid. "Kami mendapatkan amanah untuk memberikan nasi ini ke sini (Ponpes Selamat). Sebenarnya, sudah lama mau ke sini, namun alhamdulillah baru kesampain hari ini. Semoga, ke depan kami bisa kembali lagi untuk mengantarkan bantuan yang dititipkan para hamba Allah, seperti hari ini, " ungkap Andi saat menyampaikan kedatangannya.
Nyai Abdurrosyid menyampaian terimakasih pada para dermawan yang telah ikut peduli terhadap kehidupan santri. "Semoga bantuan ini bermanfaat, dan kami hanya mengucapkan terimakasih, dan ikut mendoakan semoga Allah memberikan balasan yang setimpal, bisa menjadi tabungan amal sholeh di akhirat kelak, " ungkapnya.
Para santri yang menuntut ilmu di Ponpes Selamat berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebagian besar berasal dari kalangan menengah ke bawah. Pihak ponpes tidak menetapkan biaya tertentu bagi setiap santri yang mondok namun diserahkan pada kemampuan masing-masing. "Pesantren ini dari umat untuk umat, tak ada donatur tetap, semua kami serahkan pada Allah, dan Alhamdulillah, Allah telah menggerakan orang-orang datang untuk menyumbang, seperti hari ini," ujarnya.
Program Sedekah Jumat yang dirintis oleh Yusuf dan Andi sejak dua bulan itu untuk menjaga santri atau 'Jogo Santri' sebagai tindak lanjut serta dukungan terhadap program 'Jogo Tonggo' yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Melalui Sedekah Jumat tersebut, diharapkan bisa membantu meringankan beban santri dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, agar tetap eksis menuntut ilmu agama di pondok pesantren.
Selain Ponpes Selamat, program Sedekah Jumat juga sudah dirasakan oleh para santri di Ponpes Tanfidzul Quran Pandanwangi, Secang, Magelang, Ponpes Tanfidz Quran Secang, Magelang, Ponpes Yayasan Yatim Piatu Tegalrejo, Magelang dan yang lainnya. Tak hanya nasi boks, program Sedekah Jumat juga menyalurkan bantuan lain, seperti sembako, Alquran dan kebutuhan belajar santri. "Selain bantuan nasi, kami juga menggalang bantuan dalam bentuk lain sesuai kebutuhan santri. Kalau sudah terkumpul langsung didistribusikan ke pondok pesantren," imbuh Yusuf
Sedekah Jumat itu berawal dari keinginan untuk membantu meringankan orang-orang yang terdampak Covid-19. Kebetulan keduanya mempunyai usaha kuliner, dibantu oleh istri-istri mereka. Mereka pun sepakat menyisihkan sebagian keuntungan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. "Awalnya, sedekah nasi, jumlahnya terbatas, dibagikan pada tukang becak, pemulung, tukang sapu dan pengemis yang ditemui di wilayah Magelang. Tapi belakangan ini, kami lebih memilih untuk menyalurkan bantuan ke pondok pesantren karena lebih efektif dan tepat sasaran. Apalagi, jumlah dermawan yang menitipkan uang agar disalurkan juga terus bertambah," ungkapnya.
Bantuan untuk santri dan kiai yang disalurkan oleh Yusuf dan Andi, sebenarnya hanya bagian dari yang pernah dilakukan oleh para dermawan, baik secara perorangan maupun lembaga di tengah pandemi Covid-19. Seperti bantuan yang disalurkan oleh pengusaha muslim Magelang, berupa kasur, mesin cuci, sembako, perlengkapan ibadah dan sekolah di Ponpes Tanfidzul Quran Pandanwangi. Juga, bantuan masker dan handsanitezer yang telah disalurkan PMI Kota Magelang ke Ponpes API Tegalrejo, Magelang. Sekecil apa pun bantuan tersebut tetap bermanfaat bagi mereka.
Semua bantuan tersebut menjadi salah satu bukti bila program 'Jogo Tonggo' yang digagas oleh Gubernur Ganjar Pranowo bukan hanya slogan semata. Namun, sudah mendapatkan dukungan masyarakat dan telah dipraktekan dalam berbagai lini. Program 'Jogo Tonggo' telah membuka kesadaran pentingnya gotong royong, saling membantu sesama agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. (joko suroso)