MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Banyaknya masyarakat yang cenderung takut untuk melakukan pemulasaraan jenazah dan turut memakamkan jenazah, meski jenazah non pasien Covid-19 atau corona, hal itu menyebabkan sebagian besar dari mereka dirundung kepanikan. Seperti yang terjadi pada proses pemakaman warga Kelurahan Kalibeber Kecamatan Mojotengah kemarin. Warga terlihat ragu saat akan melakukan proses pemulasaraan jenazah. Apalagi bermunculan informasi hoaks yang menyebutkan warga meninggal diduga terpapar Covid-19. “Dalam situasi seperti ini kita memang harus sabar, tapi juga waspada. Koordinasi harus bergerak cepat. Apalagi jenazah punya riwayat pulang dari zona merah,” ungkap Kepala Kelurahan Kalibeber Hartono saat mengikuti pemakaman salah satu warganya. Menurutnya, seringkali menjadikan jenazah urung dimakamkan, maka perlu gerak cepat dan koordinasi dari unsur pemerintahan terkecil seperti RT / RW kepada kelurahan atau Pemdes sekitar untuk menjadi laporan kepada pihak di atasnya. “Adanya koordinasi yang baik dari tingkatan terkecil memudahkan dalam pengurusan jenazah oleh masyarakat sekitar tanpa adanya ketakutan, sekaligus untuk menangkal informasi,” katanya. Hartono melanjutkan apabila tidak langsung mendapat kejelasan justru akan membuat berita bohong atau hoaks di tengah masyarakat meluas. Dia mengapresiasi ketua RW setempat yang warganya meninggal untuk berkoordinasi, dan sempat menjadi pertanyaan dari masyarakat terkait cara pemakaman jenazah dimasa pandemi tersebut. “Jenazah memang baru datang dari luar kota yakni Banten, sehingga sempat menjadi pertanyaan di masyarakat,” ujarnya. Baca Juga Satu Tenaga Medis di Purworejo Positif Covid-19 Namun, karena segera dilaporkan oleh RW setempat kepada pihak kelurahan, pihaknya segera mengajak bidan desa untuk segera melakukan deteksi riwayat kesehatan jenazah tersebut yang sebelumnya memang sakit dan sempat di cek di lab. Dan, setelah diperiksa oleh bidan desa siketahui warga tersebut mengidap TBC sehingga dapat dimakamkan secara normal dengan menggunakan SOP penggunaan masker dan sarung tangan. Senada, Ketua RW 1 Kelurahan Kalibeber, Harin menyebut, warga yang meninggal memang sebelumnya berdomisili di Banten, dan pulang dalam keadaan sakit. Pihaknya berkoordinasi dengan warga tersebut beserta keluarganya untuk diperiksakan di puskesmas ataupun di rumah sakit. Namun sebelum diperiksa, ternyata warga tersebut meninggal sehingga langsung berkoordinasi dengan kelurahan setempat. Ia juga menangapi, terkait informasi yang sebelumnya beredar di masyarakat tentang jenazah positif Covid-19 itu tidak benar. Pasalnya hasil lab mengatakan bahwa almarhum mengalami sakit TBC. “Jadi almarhum sebelumnya bekerja di malam hari dan perokok aktif. Selain itu Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik serta bergotong royong untuk melawan virus yang tengah melanda dengan mematuhi aturan dari pemerintah,” pungkasnya. (gus)
Hoaks Corona “Hantui” Masyarakat Wonosobo
Kamis 16-04-2020,02:49 WIB
Editor : ME
Kategori :