Kota Magelang Darurat Sampah, Dewan Minta TPST Bojong Segera Difungsikan

Sabtu 05-03-2022,05:48 WIB
Editor : ME

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM- Belum beroperasinya tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) di Kota Magelang menuai kritik dari Anggota DPRD. Pasalnya, lamanya waktu menimbulkan kapasitas di TPSA Banyuurip kian tak dapat dikendalikan. Hal itu dikatakan Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang HIR Jatmiko. Padahal TPSA Banyuurip sendiri sudah overload sejak tahun 2017. “Sudah lima tahun dibiarkan overload. Dewan sebenarnya sudah membuka jalan solusi berupa pembangunan TPST Bojong, tapi sejauh ini belum dapat difungsikan,” katanya, kemarin. Dia menilai, TSPT Bojong belum dapat dimanfaatkan meski pembangunan sudah dimulai sejak tahun 2018. Ia pun meminta Pemkot Magelang segera mengejar proyek yang akan dijadikan pengganti TPSA Banyuurip itu. “Kalau ada kendala, Pemkot Magelang bisa mengajak diskusi dengan dewan, masyarakat, warga sekitar TPST, dan lainnya. Semuanya bisa diselesaikan dan tidak perlu tertunda-tunda seperti ini,” ujarnya. Menurut dia, ideal sebuah proyek fasilitas publik paling lama pembangunannya adalah dua tahun, dengan sistem multi years. Dia membandingkan proyek pembangunan gedung RSUD Tidar karena anggaran yang begitu besar sehingga pembiyaannya dilakukan selama dua tahun. “Idealnya kalau proyek besar, membutuhkan biaya yang tinggi, itu bisa dikonsep multi years. Sedangkan TPST Bojong ini tidak terlalu mahal, tapi lamanya waktu pembangunan kok bisa sampai 4 tahun,” ucapnya. Dia berharap, adanya komitmen Pemkot Magelang untuk segera menuntaskan masalah sampah. Termasuk kajian analisis dampak lingkungan bagi masyarakat di seputaran Banyuurip. “Selama ini TPSA yang berada di Kabupaten Magelang itu ditumpuk-tumpuk dan tidak ada kompensasi bagi warga sekitar atau masyarakat yang terlalui,” tuturnya. Kepala UPT TPSA, Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang, Sobron membenarkan jika tempat pembuangan sampah di sana sudah overload sejak tahun 2017 lalu. “Kondisi TPSA Kota Magelang masih memiliki 4 sel dengan luas masing-masing 940 meter persegi. Kalau tingginya sudah 9 meter,” katanya. Ia menyebut, setiap hari rata-rata ada 20 armada yang mengirim sampah mencapai 65-70 ton ke TPSA Banyuurip. Namun, sebelum masuk, sampah-sampah itu terlebih dahulu harus diolah dan dipilah. ”Pertama memisahkan sampah organik dan anorganik. Selanjutnya diolah sehingga reduksi sampah mencapai 30 persen. Artinya, jika dirata-rata sehari 60 ton, maka yang berkurang ada sekitar 20 ton,” ujarnya. Menurutnya, TPST Bojong sendiri baru akan efektif beroperasi pada 2023 mendatang. ”Setahun lagi TPST Bojong sudah beroperasi, sehingga TPSA Banyuurip bisa didiamkan terlebih dahulu agar ada jeda, dan sampah tidak terus-terus menumpuk,” tuturnya. (wid)

Tags :
Kategori :

Terkait