TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.COM - Pademi Covid-19 yang terjadi kurang lebih dua tahun terakhir ini, berdampak pada melambatnya investasi di Kabupaten Temanggung. Pemkab setempat saat ini tengah berupaya agar investor bisa menanamkan modalnya di kabupaten penghasil tembakau ini. Bupati Temanggung M Al Khadziq mengatakan, dampak pandemi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat saja, namun iklim investasi di Kabupaten Temanggung juga mengalami perlambatan. \"Pandemi ini dampaknya merata dirasakan oleh semua sektor, termasuk investasi,\" katanya, kemarin. Menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 melanda Temanggung, sejumlah investor dari beberapa daerah berniat untuk masuk ke Temanggung, namun karena pandemi sejumlah investor tersebut kemudian mundur. Oleh karena itu lanjut Bupati, pihaknya akan mencoba kembali melakukan pendekatan-pendekatan ke sejumlah investor yang sebelumnya sudah berniat untuk menanamkan modalnya di Temanggung, \"Pandemi sudah mulai menlandai dan kondusif, kami akan berusaha semaksimal mungkin agar para investor yang tadinya sudah melirik Temanggung bisa kembali ke sini (temanggung,\" harapnya. Bupati berharap, jika para investor itu menanamkan modalnya di Temanggung, maka ke depan bisa menggerakan roda perekonomian di Temanggung, dengan demikian dampaknya akan langsung dirasakan oleh masyarakat Temanggung. \"Semoga nanti mereka kembali masuk ke Temanggung dan menanamkan investasinya sehingga bisa menggerakkan ekonomi Kabupaten Temanggung,\" katanya. Kepala Dinas Penanaman Modal Kabupaten Temanggung Manda Kartiko menuturkan dari 500 hektare lebih lahan di kawasan peruntukan industri di Kecamatan Kranggan dan Pringsurat hingga semester 1 tahun 2021 baru dimanfaatkan sekitar 118 hektare. \"Masih ada sekitar 400 hektar kawasan peruntukkan industri di Kabupaten Temanggung yang belum dimanfaatkan. Hal ini menjadi peluang bagi para pengusaha untuk berinvestasi,\" katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP) Jawa Tengah Ratna Kawuri menyampaikan investasi di Jawa Tengah selama pandemi COVID-19 didominasi oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN). Ratna di Temanggung, Selasa, menyebutkan sampai dengan triwulan ketiga 2021 realisasi investasi Jateng sebesar Rp38,19 triliun, terdiri atas PMA Rp14,31 triliun dan PMDN Rp23,88 triliun. \"Kontribusi dari PMDN ini luar biasa. Ternyata antara PMDN dengan PMA itu lebih dominan PMDN setelah adanya pandemi,\" katanya pada Forum Investasi Temanggung 2021. Ia menyebutkan pada 2019 masih dominan PMA tetapi begitu terkena pandeni 2020 berjalan sampai 2021 ini kontribusi dari PMDN sekitar 60-61 persen sisanya sekitar 40 persen dari PMA. \"Artinya kemampuan kompetensi dari PMDN ini luar biasa, sangat diandalkan sehingga ketika bicara kemudahan investasi tidak hanya diperuntukkan bagi investasi asing, tetapi seluruh investasi bahkan yang namanya investasi itu tidak hanya yang besar, tetapi juga yang kecil-kecil,\" katanya. Menurut dia realisasi investasi itu gambaran yang belum menyeluruh karena sebenarnya potensi usaha mikro kecil itu belum termasuk di sana. \"Padahal sampai dengan triwulan ketiga di Jateng ada sekitar 300 ribu usaha mikro dan kecil sudah tercatat di tahun ini. Nilai investasi dari modal usahanya sekitar Rp3,67 triliun dan Temanggung berkontribusi nomor 9 di Jateng. Ini potensi luar biasa kalau digarap,\" katanya. (set)
Selama Pandemi, Investasi di Temanggung Melambat
Kamis 09-12-2021,08:23 WIB
Editor : ME
Kategori :