JAKARTA,MAGELANGEKSPRES.COM - Bantuan kesehatan dan logistik untuk pengungsi erupsi Gunung Semeru, jadi prioritas utama. Langkah-langkah tanggap darurat itu termasuk mencari dan menemukan korban, memberikan perawatan kepada korban luka-luka dan melakukan penanganan dampak bencana. \"Presiden memerintahkan agar bantuan pelayanan kesehatan, penyediaan logistik kebutuhan dasar pengungsi. Kemudian, perbaikan infrastruktur dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat sangat singkat,\" kata Mensesneg Pratikno melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (5/12). Seperti diketahui, Gunung Semeru yang terletak di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu kabupaten Malang dan Lumajang meletus pada 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 WIB. Gunung itu mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh serta asap pekat berwarna abu-abu. \"Sudah diperintahkan kepada Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR, Panglima TNI, Kapolri, gubernur dan bupati untuk segera melakukan tindakan secepat mungkin. Lakukan langkah tanggap darurat,\" imbuhnya. Pratikno menyebut Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma\\\'ruf Amin telah menerima laporan erupsi Gunung Semeru dan terus memonitor dari waktu ke waktu. \"Presiden dan Wapres menyampaikan duka yang sangat mendalam atas korban yang meninggal dan korban luka-luka,\" terangnya. Pemerintah, lanjut Pratikno, mengimbau masyarakat untuk mengikuti arahan petugas di lapangan dan selalu meningkatkan kewaspadaan. \"Kita memang berada di wilayah ring of fire yang rawan terhadap aktivitas alam. Seperti erupsi gunung berapi semacam ini,\" paparnya. Kepala daerah dan pejabat pemerintah juga diminta waspada dan selalu siaga serta bekerja sama mengantisipasi datangnya bencana serupa. \"Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT selalu memberikan pertolongan dan perlindungan kepada para korb. Serta memudahkan kita menghadapi setiap tantangan,\" pungkas Pratikno. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Minggu (5/12), total ada 13 orang meninggal dunia. Selain itu, 41 orang terkena luka bakar karena erupsi Gunung Semeru. Bencana ini berdampak di delapan kecamatan yang menyebabkan 902 orang mengungsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut guguran lava pijar Gunung Semeru teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah. BNPB menyebut abu vulkanik belum mengganggu layanan transportasi udara.\"Kami melihat tidak ada potensi atau sebaran dari abu vulkanik akibat dari erupsi Gunung Semeru yang mengganggu penerbangan hingga saat ini. Artinya untuk penerbangan hingga hari ini masih normal,\" ujar Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG, Edison Kurniawan di Jakarta, Minggu (5/12). Selain pengujian di stasiun meteorologi di Banyuwangi, pengujian dengan metode paper test di beberapa bandara juga menemukan hampir sebagian besar nihil partikel. Sehingga disimpulkan tidak ada pengaruh signifikan dari abu vulkanik Semeru. Namun, Edison memastikan BMKG akan terus memantau aktivitas erupsi dari Gunung Semeru. Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengatakan dalam tiga hari ke depan terdapat potensi hujan di sekitar kawasan Gunung Semeru. \"Kita perkirakan masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Bahkan di siang hari ada potensi lebat sampai dengan tiga hari ke depan,\" terang Fachri. Potensi hujan itu juga dapat terjadi di wilayah lereng dan puncak Gunung Semeru. Adanya potensi hujan itu juga dapat memicu lahar dingin mengaliri lereng menuju ke arah hilir. Fachri mengharapkan hal itu dapat menjadi kewaspadaan. Terutama untuk tim tanggap darurat yang berada di sekitar lokasi terdampak erupsi untuk melakukan evakuasi. Jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru, terus bertambah. Hingga Minggu (5/12), tercatat 14 orang meninggal dunia. Sementara korban luka 56 orang. Proses evakuasi dan pencarian di sekitar lokasi masih terus dilakukan. \"Per pukul 17.30 WIB ini jumlah korban meninggal dunia terdata hingga saat ini berjumlah 14 orang,\" kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdatinkom BNPB), Abdul Muhari di Jakarta, Minggu (5/12). Jumlah tersebut mengalami penambahan satu orang dari data yang telah diumumkan BNPB pada siang harinya. Sementara korban luka berat di RSUD Haryoto berjumlah delapan orang , RSUD Pasirian 16 orang, RS Bhayangkaran tiga orang, Puskesmas Penanggal terdapat delapan orang. Totak korban luka berat 35 orang. Sedangkan korban luka ringan sejumlah 21 orang. \"Angka ini juga berkurang dari rilis yang kamu sampaikan siang tadi. Artinya angka 56 orang ini adalah hasil dari informasi langsung dari Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto yang saat ini berada di lapangan,\" paparnya. Data BNPB terkait jumlah penduduk yang terdampak adalah 5.205 jiwa. Dari jumlah itu, 1.300 orang berada di pengungsian. Dari jumlah tersebut, masih ada sembilan jiwa yang masih dalam proses pendataan status korban. (rh/fin)
Utamakan Bantuan Kesehatan dan Logistik! Inilah Perintah Jokowi Tangani Korban Erupsi Semeru
Senin 06-12-2021,08:59 WIB
Editor : ME
Kategori :