PURWOREJO– Wilayah perbukitan Desa Ngadirejo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo menjadi daya tarik bagi ribuan pecinta trabas dari Jawa Tengah dan Jogjakarta. Sejumlah track terjal dan menantang membuat mereka antusias untuk melakukan penjelajahan, Minggu (19/6) sore.
Jelajah bukit tersebut menjadi rangkaian kegiatan bakti sosial (Baksos) penggalangan dana pembangunan rumah ibadah yang ada di Desa Ngadirejo. Even terselenggara atas kerja sama Pemerintah Desa Ngadirejo bersama dengan komunitas Purworejo Adventure Traill Community (Patco) dan Silaturahmi Trail Nusantara (STN). Kepala Desa Ngadirejo, Agus Muzamil, menyebut Jelajah Bukit Ngadirejo juga dalam rangka memperingati HUT ke -76 Bayangkara Polres Purworejo. Selain itu juga mengembangkan potensi desa wisata Ngadirejo. "Baksos trabas bukit di Desa Ngadirejo dalam rangka renovasi masjid dan mushola se-Desa Ngadirejo bareng dengan Patco dan STN yang Insya-Allah datang semua baik dari Kedu atau Jateng dan DIY. Ada juga yang dari Jawa Timur karena STN ini kan nasional, dan selama ini kegiatan lokal sudah ada Patco, ada 1000-an lebih peserta yang ikut baksos ini," kata Agus Muzamil,. Disebutkan, ada dua track yang dilalui oleh para pecinta trabas. Masing-masing yakni jalur untuk pemula dan untuk profesional. Jalur untuk pemula lebih cenderung landai, sedangkan untuk profesional lebih curam. "Ini dalam rangka Baksos masjid dan mushola serta HUT Bayangkara dan silaturahim antara pegiat offroud, dengan slogan kami yaitu hobi kita offroud jiwa kita sosial. Selain itu ini juga dalam rangka mengembangkan potensi Desa Ngadirejo salah satunya adalah destinasi wisata," ungkapnya. Selain itu, menurut Agus, dengan adanya kegiatan ini juga berdampak positif bagi warga masyarakat Desa Ngadirejo. Banyak warga bisa mendapat penghasilan tambahan dari berjualan. "Warga yang sudah bekerja bakti, bersusah payah dalam rangka menyiapkan jalur yang sebelumnya belum ada sama sekali, namun berkat gotong royong warga berhasil membuat jalur track sejauh 25 KM. Banyak kita temukan para pedagang baik dari Desa Ngadirejo maupun dari desa lain yang punya warung tumpah kejalan untuk menerima tamu, dengan menyediakan aneka jajanan kuliner dan usaha UMKM-nya," ujarnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa track yang dibuat warga itu melewati lahan milik warga sebanyak 30 persen dan 70 persen milik Perhutani. Untuk 70 persen lahan milik Perhutani ada lahan seluas 43 hektar, dan trek itu ke depan masih akan dikembangkan dan ditata secara baik. "Untuk lahan milik Perhutani kita melewati bukit Jos atau Joho sampai Suwaru. Joho sendiri ada tanjakan dan Suwaru yang menjadi tempat finisnya. Ngadirejo insyaallah akan kembangkan lahan yang ada dilahan Perhutani untuk menjadi track atau wisata offroad dengan dua bukit yang kita rintis yaitu Joho dan Suwaru yang kita berinama dengan wisata Joho Adventure," jelasnya. Sementara itu, salah satu pecinta trabas, Sevia AP (18) asal Kelurahan Baledono Kecamatan Purworejo mengaku bahwa track trabas di Desa Ngadirejo sangat menantang. Namun, ia sudah terbiasa dengan track-track curam karena mengenal olahraga ekstrim ini sejak kecil.
"Karena hobbi dari kecil, asik-asik aja," kata perempuan yang masih sekolah di SMA N 7 Purworejo itu. (top)