MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID– Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat distimulasi secara menyenangkan melalui permainan tradisional. Warisan budaya ini dapat mendorong saraf motorik anak, karena diiringi dengan gerakan, strategi, kerja sama, dan berempati terhadap sesama.
Sayangnya saat ini, permainan tradisional kian tergerus akibat perubahan zaman dan teknologi. Anak-anak lebih tertarik memiliki gadget ketimbang permainan tradisional.
Hal ini menjadi keprihatinan Anggota DPRD Kota Magelang, Irina. Padahal menurut dia, permainan tradisional mampu menstimulasi aspek motorik kasar dan halus anak.
”Permainan congklak misalnya, melatih motorik halus dengan mengambil batu-batu kecil di papan permainan. Kemudian permainan lompat tali dan gobak sodor, bisa melatih saraf motorik kasar karena melibatkan gerakan seluruh tubuh,” kata Irina, Selasa (9/8).
Tidak hanya itu, keuntungan permainan tradisional mampu melatih kreativitas, kecerdasan sosial, dan kecerdasan emosional. Berdasarkan hasil riset, lanjutnya, permainan tradisional dapat mencegah perilaku stres anak-anak.
”Berbeda dengan gadget yang justru kebalikan dari permainan tradisional. Anak jadi gampang marah, dan kurang bersosial. Kalau permainan tradisional selain menyehatkan juga menambah kedekatan dan cara bersosialisasi yang lebih baik,” ucapnya.
Banyak jenis permainan tradisional yang dapat dipraktikkan anak-anak generasi Alpha. Walakin, dibutuhkan penekanan dari orangtua masing-masing agar anak mulai tertarik lagi dengan permainan tradisional.
”Momen 17 Agustus ini kan seringkali digelar lomba permainan tradisional. Nah, saya harap, kelurahan dan perkampungan di Kota Magelang bisa mempraktikkan, supaya kenal dengan permainan tradisional, dan terbiasa memainkannya,” tuturnya.
Anggota Komisi A dari Fraksi Demokrat itu menilai bahwa permainan tradisional merupakan warisan budaya yang wajib dilestarikan. Menurutnya, Pemkot Magelang juga perlu memberi wadah khusus untuk membangkitkan permainan tradisional.
”Bisa dengan menggelar lomba yang diampu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Magelang. Kerja sama lintas OPD juga bisa kan, misalnya dengan menggelar lomba permainan tradisional antar-kampung/RW atau kelurahan. Atau menyematkan dalam ekstrakurikuler sekolah, dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” terangnya.
Meski untuk melestarikan budaya permainan tradisional tidaklah mudah di masa kemajuan teknologi saat ini, tetapi pemerintah bisa memberi alternatif dengan menyematkannya di kurikulum dan ajang-ajang perlombaan permainan tradisional.
”Sebenarnya kaitannya dengan pelestarian permainan tradisional adalah amanat UU Pemajuan Kebudayaan. Ini pernah diterapkan di Kota Magelang, bahkan pernah menjadi daya tarik wisatawan saat itu, sehingga harus dibangkitkan lagi,” pungkasnya. (wid)