WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Wonosobo gelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM. Mereka menuding, kenaikan tersebut, sebagai sikap ugal-ugalan , yang akan semakin menyengsarakan rakyat di tengah pemulihan pandemi covid 19.
Massa aksi mengkonsentrasikan diri depan gedung DPRD Wonosobo sembari melakukan orasi, teriakan yel yel bentangkan poster dan pembakaran ban. Aksi dijaga ketat oleh puluhan aparat kepolisian, bahkan akses jalan raya sempat dilakukan penutupan.
Massa aksi sempat memanah ketika Ketua DPRD Wonosobo, Eko Prasetyo HW datang menemui mahasiswa. Adu mulut antara massa mahasiswa sempat terjadi, lantaran mahasiswa tidak puas dengan pernyataan ketua DPRD.
Namun akhirnya, suasana mereda setelah ketua DPRD mau menandatangani pernyataan sikap dari mahasiswa dan mendukung tuntutan penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Surat penolakan itu akan dikirim via pos Indonesia ke DPR RI di Jakarta.
Korlap aksi, Muhammad Fahmi Avvas mengatakan, kebijakan pemerintah semakin memberatkan rakyat. Kenaikan BBM merupakan wujud kebijakan yang ugal ugalan dan tidak memihak kepada rakyat.
“Kami menolak kebijakan pemerintah yang ugal ugalan, menaikkan harga BBM bersubsidi, tidak mengerti perasaan dan nasib rakyat, mereka sedang kesusahan, tapi negara justru hadir untuk semakin menyengsarakan,” katanya.
Menurutnya, kenaikan harga BBM bersubsidi, memperjelas keberpihakan pemerintah kepada segelintir orang saja, mereka satu persen oligarki yang menikmati kekayaan dan memeras tenaga rakyat dengan membonceng serta mempengaruhi kebijakan.
“Sekali lagi, rakyat sudah bosan dengan alasan alasan yang disampaikan pemerintah sebagai pembenar atas kebijakan yang jelas tidak berpihak, maka mahasiswa akan terus melawan,” ujarnya.
Kenaikan harga BBM akan memicu inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga harga kebutuhan pokok dan kebutuhan penting lainnya. Sementara itu upah buruh pabrik, upah buruh tani dan karyawan lainnya, tidak mengalami kenaikan.
Selain melakukan penolakan terhadap kenaikan BBM, massa mahasiswa juga meminta pemerintah menghentikan proyek strategis nasioanl, menghentikan pembangunan sumur bor geodipa, penambangna batu di wadas Purworejo dan proyek penting lainnya di pantai utara Jawa. (gus)