2. Fatimah binti Muhammad
Fatimah adalah putri dari pernikahan beliau dengan Khadijah binti Khuwalid yang paling disayangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam shahih Muslim, menurut syarah An-Nawawi, Rasulullah pernah bersabda, “Fatimah merupakan belahan jiwaku. Siapa yang menyakitinya, berarti ia telah menyakitiku.”
Dalam suatu riwayat di sebutkan, Fatimah datang ke hadapan Rasulullah dan beliau menyambutnya dengan gembira. Kemudian, Rasulullah menyuruhnya duduk di sebelah kanannya (atau kiri) dan berbisik di telinganya. Seketika, Fatimah menangis keras. Namun, ketika Rasulullah berbisik untuk kedua kalinya, Fatimah justru tersenyum dan berhenti bersedih. Siti Aisyah yang melihatnya segera bertanya kepada putri Rasulullah itu,
“Wahai Fatimah, apa yang dikatakan oleh Rasulullah, sehingga engaku menangis dan tertawa?”
Fatimah menjawab, “Sesungguhnya, aku tidak akan menyiarkan rahasia yang telah Rasulullah sampaikan kepadaku.”
Fatimah merupakan wanita yang terpandang, bukan hanya sebab keturunannya, melainkan kemantapan agamanya pula. Fatimah mewarisi sifat mulia Rasulullah sabar, berakhlak mulia, dan cerdas sehingga membuatnya disegani oleh banyak kalangan.
Hanya Ali bin Abi Thalib Radhiallahu Anhu saja yang berhasil mendapatkan cinta sucinya. Dari keluarga mulia inilah, lahir dua sosok yang amat pemberani lagi bijaksana; Hasan Radiyallahu ‘Anhu dan Husein Radiyallahu ‘Anhu, cucu-cucu Rasulullah yang tercinta.
Beberapa waktu setelahnya, Rasulullah wafat, kemudian Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah perihal bisikan Rasulullah kepada putri tersayangnya itu. Kali ini, Fatimah menjawab, “Bisikan yang pertama, Rasulullah mengabarkan kepadaku bahwa Jibril biasanya memeriksa bacaannya terhadap Alquran sekali dalam setahun kepada beliau, dan saat itu ia memeriksanya dua kali. Maka, Rasulullah bersabda, ‘Sungguh ajalku sudah dekat. Takutlah kepada Allah dan bersabarlah. Aku adalah sebaik-baiknya orang yang mendahuluimu.’
Mendengarnya, aku pun menangis sebagaimana yang engkau ketahui. Lalu, beliau berbisik lagi, ‘Wahai putriku, Tidakkah engkau senang menjadi penghulu wanita ahli surga dan menjadi orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku?’ Setelahnya, aku pun tertawa seperti yang engkau lihat.”
3. Maryam binti Imran
Maryam binti Imran adalah wanita mulia di sisi Alllah Subhanahu Wa Ta’ala yang nama dan kisah hidupnya disebutkan dalam Alquran. Dari rahim wanita suci ini lahirlah Nabi Isa ‘Alaihissalam.
Maryam adalah putri Imran. Dia dinazarkan kepada Allah ketika masih dalam perut ibunya. Disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 35-36, Allah berfirman: "(Ingatlah) ketika istri Imran berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis).
Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.' Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk.”
Perjalanan hidup Maryam yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan. Maryam yang tumbuh menjadi wanita suci dan tak pernah berani mendekati zina, kedatangan seorang tamu pria. Ia berparas sempurna, membuat Maryam menjadi was-was dan terus mengingat-Nya.
Ternyata, dia adalah malaikat Jibril yang diutus Allah untuk mengkaruniakan kepadanya seorang anak yang mulia dan bertugas untuk memperjuangkan agama Allah—Nabi Isa ‘Alaihissalam. Atas kekuasaan Allah, akhirnya Maryam yang tak pernah tersentuh oleh lelaki bukan mahramnya bisa hamil dan melahirkan Nabi Isa.
Kabar Maryam melahirkan padahal belum mempunyai suami menimbulkan kecurigaan di masyarakat. Mereka yang curiga melihat keanehan itu menuduh Maryam sebagai seorang pezinah. Kemudian, Allah menjadikan Nabi Isa yang masih dalam ayunan berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikanku seorang nabi,” (QS. Maryam: 30).
4. Asiyah binti Muzahim
Asiyah adalah wanita berakhlak mulia yang ditakdirkan menjadi istri dari Raja Fir’aun yang zhalim. Namun dalam perjalanan hidup, Asiyah mendapat petunjuk dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yakni menemukan Nabi Musa ‘Alahissalam yang masih bayi di pinggiran sungai Nil. Padahal saat itu Fir’aun membuat aturan akan membunuh setiap bayi yang lahir laki-laki dan hanya bayi perempuan yang diizinkan tetap hidup.