Festival Lembutan Bansari, Tingkatkan Nilai Jual Tembakau Temanggung

Senin 31-10-2022,10:00 WIB
Reporter : Setyo Wuwuh
Editor : Nur Imron Rosadi

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Petani tembakau di Kecamatan Bansari terus berupaya meningkatkan nilai jual tembakau, salah satunya dengan merajang tembakau lebih kecil (lembut) untuk dikonsumsi sebagai rokok lintingan. Bahkan untuk meningkatkan daya jual tembakau asli lereng Gunung Sindoro ini digelar festival lembutan.

Bupati Temanggung M Al Khadziq mengatakan, upaya yang dilakukan masyarakat terutama petani tembakau di lereng Gunung Sindoro tepatnya di Kecamatan Bansari ini sangat tepat. Tembakau dirajang lebih kecil sehingga mempunyai nilai jual yang lebih mahal jika dibandingkan dengan tembakau yang diolah untuk dijual ke pabrikan.

Apalagi lanjut Bupati, di tengah harga jual tembakau yang tidak menguntungkan bagi petani seperti beberapa tahun terakhir ini, tembakau lembutan menjadi salah satu solusi untuk tetap mempertahankan tembakau Temanggung.

Bupati mengakui, banyak masalah di bidang pertembakauan ini, mulai dari banyaknya tembakau impor dari luar negeri, juga adanya beberapa aturan di bidang kesehatan yang membatasi produk-produk tembakau. Juga masalah persaingan industri rokok yang saat ini semakin ketat. Cukai rokok tiap tahun juga terus naik, menyebabkan rokok kretek di pasaran berkurang.

"Tembakau kita digunakan untuk rokok kretek, maka rokok kretek di pasaran berkurang akibatnya tembakau Temanggung di pasaran harganya agak berkurang," kata Bupati.

Bupati mengatakan, pemasaran tembakau lembutan ini juga lebih mudah, petani bisa bertemu langsung dengan pembeli dengan harga yang disepakati tanpa melalui perantara dan persyaratan lainnya.

"Saat ini tembakau lembutan sudah menjadi tren, dicari di kota-kota besar. Para mahasiswa, anak-anak muda, banyak yang mencari tembakau lembutan. Ini menjadikan petani tembakau di Bansari yang tembakaunya diolah untuk langsung konsumsi, semoga bisa menjadi pemasukan bagi para petani. Oleh karena itu, dengan adanya Festival Lembutan Bansari ini sangat bagus. Dengan event ini kita bisa mengajak seluruh konsumen, memperbanyak konsumsi langsung tembakau buatan petani," katanya.

Festival Lembutan Bansari ke-3 dibuka pada Jum'at (28/10), diadakan di lapangan Siti Aji Desa Bansari, Kecamatan Bansari tersebut akan dilaksanakan selama 3 hari, hingga Minggu (30/10).

Di hari pertama, kegiatan diisi dengan penampilan kesenian tradisional Kubro Siswo dilanjutkan sosialisasi dari Bea Cukai dan BNPT. Di malam harinya, para pengunjung disuguhi penampilan Ketroprak Asal Mula Tembakau l, dilanjutkan Ngrajang Tembakau 13 Cacak yang dihadiri Bupati Temanggung HM Al Khadziq dan Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Yunianto.

Dengan tema "Nganjang Sembilan Puluh Meter" puluhan petani tembakau pria dan wanita terlibat langsung, para pengrajin lembutan, tua muda dari sekitar wilayah Bansari. Dan 22 gadis penganjang yang memamerkan keahliannya menganjang lembutan sepanjang 90 meter tanpa putus.

Anjangan yang tersusun dari rigen (tempat mengeringkan tembakau), ditata rapi membentuk empat persegi panjang mengelilingi para pengrajang yang berada di tengahnya menggunakan alat pengrajangannya (cacak) yang dilengkapi pisau pemotong tembakau (gobang).

Lembutan merupakan tembakau yang dirajang lembut dan tipis, perajangannya bisa menggunakan cacak atau mesin pemotong tembakau. Setelah itu, ditata di atas rigen, kemudian dikeringkan selama 3 sampai 5 hari.

Pengeringan ini menggunakan bantuan sinar matahari, durasinya lebih lama dibanding dengan gowal atau tembakau yang biasa disetorkan untuk dijual ke pabrikan. Yang hanya membutuhkan dua hari masa pengeringan.

Agus Zamroni, Ketua Panitia Festival Lembutan tahun 2022 menyampaikan, bahwa banyak para petani tembakau yang menjadi pengrajin lembutan, acara ini juga menyebarluaskan energi positif bagi masyarakat.

"Perekonomian petani yang punya lahan meningkat, dibuktikan lembutan ini sudah keluar daerah, dan ternyata bisa diterima masyarakat luas selain untuk konsumsi sendiri. Makanya, kami tahun 2022 ini mengambil tema 'Sewu Siji Rupo, Sewu Siji Rasa' artinya tembakau yang bermacam-macam ini memiliki rasa yang berbeda-beda juga," katanya. (set)

Kategori :