Pesan Tersirat Magelang Tempo Doeloe, Ternyata…

Jumat 23-12-2022,06:00 WIB
Reporter : Larasati Putri
Editor : Arief Setyoko

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID – Kota Magelang, kota kecil yang berada di tengah pulau Jawa ini ternyata masih belum terjamah seluruh sejarahnya. Agar tidak menjadi komplotan buku Dunia Yang Disembunyikan seri kedua, Komunitas Kota Toea Magelang (KTM) tergugah melahirkan Magelang Tempo Doeloe (MTD). Gagasan itu untuk melestarikan sejarah Kota Magelang yang masih banyak tak diketahui khalayak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Andri Topo, budayawan sekaligus salah satu penggagas Magelang Tempo Doeloe. Menurutnya, MTD pertama kali digelar pada tahun 2006 silam oleh Komunitas Sepeda Onthel Magelang bersama Komunitas Motor Antik Club Indonesia (MACI).

Kala itu, MTD hanya memiliki tiga acara saja yaitu pameran foto, pameran sepeda, dan jelajah sepeda tua.

“Anggaran awal itu didapat dengan kerja bakti mengecat gedung eks Bakorwil II Kedu-Surakarta dengan honor Rp140.000 dan dibantu MACI Rp150.000,” ujar Andritopo.

Ia menjelaskan, setelah berjalan secara konsisten, acara MTD pun didukung beberapa pihak lainnya. Bahkan ada 14 komunitas pecinta barang-barang lawas yang turut memeriahkan event MTD setiap tahunnya.

“Baru tahun 2011 kita mendapatkan sokongan dana dari Disporabudpar (sekarang Disporapar) Kota Magelang dengan sistem barter audiens di acara Kampanye Anti Rokok,” imbuhnya.

Semenjak saat itu, atau mulai tahun 2012 hingga 2017 seluruh agenda kegiatan MTD mendapat dukungan lewat Pemkot Magelang. Bentuk dukungan itu berupa sokongan dana yang berasal dari APBD.

“Nah di tahun 2022 ini, kita seperti reuni, karena lima tahun kita tidak menyelenggarakan MTD dan tahun ini kita usung tema de Kampoeng,” ungkap Andri.

Sebelumnya, Komunitas MTD telah bereksplorasi dengan tema “Pakuning Tanah Jawa”, suasanya pasar, indahnya Kota Magelang, dan rentetan tema unik lainnya.

Andri menjelaskan, tujuan diadakannya festival tahunan itu guna memunculkan eksistensi sejarah Kota Magelang yang kurang tersiarkan. Selain itu, pihaknya ingin menggali potensi yang ada dan dikenalkan sebagai “local pride” khas Kota Magelang.

“Harapannya dengan kegiatan MTD, acara tersebut bisa lebih besar dan lebih kuat. Pemerintah harapannya bisa memberikan ruang untuk para penjaga sejarah bisa berkreasi, khususnya sebagai referensi pemberian edukasi sejarah kepada masyarakat yang dikemas melalui entertain,” pungkas Andritopo. (mg4)

Kategori :