Bersedekah Saat Terhimpit, Ini yang Paling Afdol

Jumat 06-01-2023,07:00 WIB
Editor : Joko Suroso

MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID-Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang sedekah menyampaikan jawaban yang beragam, tergantung siapa sahabat yang bertanya dan kondisi orang tersebut. Jawaban Rasulullah tersebut sekaligus menjadi dalil bagi umat Muslim yang ingin bersedekah. Termasuk apa sedekah paling afdol yang mendatangkan pahala berlimpah yang wajib diketahui.

Dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al Khots’ami, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol. Lalu dijelaskan dalam hadits berikut, “Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An-Nasai).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa orang bersedekah di kala kesulitan itu yang paling afdol. Artinya, seseorang yang kesulitan tapi bersedia menyedekahkan hartanya, itu menjadi amalan yang luar biasa. Tak banyak yang mampu melaksanakan amalan tersebut. Namun ada juga yang menjelaskan bahwa sedekah yang dimaksud adalah sedekah dalam hati yang lapang atau hati penuh kecukupan. Sebab, jika harus menunggu kemapanan atau rasa kaya diri maka manusia tak pernah merasa cukup. Manusia akan selalu merasa kurang.

Manusia akan senantiasa mencari dan mengejar sesuatu yang lebih. Sudah punya satu rumah ingin menambah rumah yang baru lagi. Sudah punya satu mobil ingin punya mobil yang lain. Nafsu untuk selalu menambah kekayaan tak bisa sulit dihindari. Maka ketika terhimpit dan perasaan belum cukup, inilah ujian manusia. Dan manusia dalam hidup akan selalu mendapatkan ujian tersebut.

Allah SWT berfirman, ”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “Kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al Ankabut: 2-3)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa yang membuat manusia berharga di hadapan Allah bukan karena jumlah hartanya, melainkan dari kualitas amalnya. Bagaimana ia menghadapi ujian namun tetap istiqomah bersedekah dalam kondisi apa pun.

Ketika kelebihan harta maka ia berbagi dengan kelebihannya. Saat terhimpit, ia tetap berbagi sesuai dengan kemampuannya. Umat Muslim yang beriman dan bertawaqal akan merasakan kenikmatan dan ringan saat mengerjakannya. Tak ada lagi yang lebih berharga selain dari balasan kelak oleh Allah berupa surga yang di dalamnya terdapat kebahagiaan sejati.

Allah berfirman, “Di dalam Surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Fushshilat: 31-32).(*)

Kategori :

Terkait