Lato-lato Bakal Dilarang di Kota Magelang, Inilah Alasannya!

Jumat 13-01-2023,05:00 WIB
Reporter : wiwid Arif
Editor : Joko Suroso

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, akan segera membuat surat edaran terkait larangan membawa permainan lato-lato ke sekolah.

Sebab, permainan ini seringkali menimbulkan suara bising, sehingga dianggap dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

Kepala Disdikbud Kota Magelang, Imam Baihaqi mengatakan, pihaknya langsung mendiskusikan rencana ini dengan seluruh kepala sekolah yang berada di bawah naungan Pemkot Magelang.

"Apakah nanti berupa surat edaran (SE) atau imbauan, kami rasa sangat perlu untuk mendiskusikan dengan semua kepala sekolah, guru, termasuk wali murid," kata Baihaqi, kepada wartawan, Kamis, 12 Januari 2023.

Ia optimistis, para kepala sekolah dan orangtua siswa akan setuju dengan wacana pelarangan itu. Terlebih lagi, di beberapa daerah sudah banyak korban akibat permainan ketangkasan ini.

"Ada yang lepas (bagian lato-lato) terus mengenai kepala, itu kan berbahaya. Makanya kita akan kaji dulu, nanti bisa berupa SE supaya tidak ada siswa yang bawa lato-lato ke sekolah," imbuhnya.

Selain dikhawatirkan membahayakan, lato-lato diimbau tidak dibawa ke sekolah karena suara bising yang ditimbulkan dari hentakannya dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.

"Meskipun kami belum pernah menemukan ada siswa bawa lato-lato ke sekolah, tapi kami akan tetap memberi perhatian terhadap masalah ini," tandasnya.

Baihaqi mengimbau kepada semua sekolah TK, SD, dan SMP di Kota Magelang agar tidak memaklumi anak didik yang sengaja membawa mainan lato-lato ke sekolah. Apabila sudah mengganggu jalannya pembelajaran, maka guru berhak untuk menyita alat mainan itu.

Lato-lato merupakan permainan yang sedang banyak digandrungi anak-anak belakangan ini. Mainan itu dibuat dari unsur bola plastik keras yang memiliki bobot tertentu.

Kedua bola plastik ini kemudian diikat dengan seutas tali dan terdapat cincin di tengah sehingga bisa dibentur-benturkan.

Berbeda dengan Disdikbud Kota Magelang, Prof Koentjoro, Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta justru meminta sekolah untuk memfasilitasi siswa yang hobi bermain lato-lato. Dia menilai bahwa tindakan larangan bermain lato-lato terlalu berlebihan.

"Mestinya sekolah tak sekadar melarang (bermain lato-lato) tapi justru difasilitasi," kata Prof Koentjoro, dikutip jogja.disway.id.

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM itu mengatakan sekolah bisa menjadi fasilitator bagi anak dalam menyalurkan hobi bermain lato-lato, misalnya dengan menyelenggarakan lomba lato-lato.

Dengan demikian, sekolah bukan hanya menampung hobi anak, tetapi juga mengajarkan bagaimana bermain secara jujur dan sportif.

Kategori :