
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Baznas Wonosobo melakukan pentasyarufan zakat kepada 183 petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Zakat tersebut merupakan hasil pengumpulan dari ASN di lingkungan Kabupaten Wonosobo.
“Pentasyuran kita gelar dua kali, yang pertama menyasar petugas kebersihan DLH dengan jumlah 183 dan berikutnya menyasar buruh gendong dan pikul Pasar Induk Wonosobo,” ungkap Ketua Baznas Wonosobo, Priyo Purwanto, Rabu (12/4/2023).
Pentasyarufan dilakukan di pendopo kabupaten, dihadiri oleh Kabag Kesra Wonosobo Muhammad Said, tokoh agama, OPD terkait dan jajaran pengurus Baznas.
Menurutnya, paket zakat yang diberikan berisi satu paket sembako senilai Rp100 ribu. Diharapkan sembako bisa mengurangi beban para penerima dalam memenuhi kebutuhan pokok, terutama menjelang lebaran.
Diakui bahwa kesadaran ASN Wonosobo dalam mengeluarkan zakat melalui Baznas secara bertahap mulai membaik dan menunjukkan adanya progres. Hal itu tidak lepas dari upaya pemerintah dalam hal ini Bupati Wonosobo yang menerbitkan surat edaran agar ASN menyalurkan zakat melalui Baznas.
“Kami kira kesadaran sudah mulai membaik, ada peningkatan dibanding tahun tahun sebelumnya, kepercayaan mulai meningkatkan, dan ada dorongan dari pimpinan daerah,” ucapnya.
Dijelaskan bahwa jumlah ASN ada 7 ribu, jika ada satu orang minimal Rp100 ribu maka dalam hitungan baznas akan mendapatkan jumlah mencapai Rp7 miliar. Untuk tahun ini baznas menargetkan angka Rp3,5 miliar.
"Saat ini tiap bulan kita mampu mengumpulkan diangkat Rp350 juta, maka kita terus melakukan sosialisasi agar ada peningkatan jumlah perolehan zakat dari tahun ke tahuan, sebab Wonosobo memiliki pekerjaan rumah yang cukup komplek terkait kemiskinan ekstrim, dan itu searah dengan tujuan baznas,” katanya.
Dijelaskan pula bahwa pentasyarufan zakat hasil pengumpulan ASN di Wonosobo dilakukan secara rutin 3 bulan sekali. Tetapi, untuk membantu kebencanaan yang sifatnya tidak terduga bisa dilakukan menyesuaikan kondisi.
“Pentasyarufan selain bersifat rutin juga untuk membantu kebencanaan, serta diarahkan juga untuk beasiswa anak sekolah, rumah tidak layak huni dan masyarakat miskin yang lain,” ucapnya.
Berkaitan dengan zakat produktif, tahun ini Baznas mulai mengutamakan untuk sektor produktif, diawali dengan memberikan pelatihan. Lalu disusul dengan memberi permodalan dan pendampingan bekerjasama dengan pihak lain, agar bisa lebih efektif, baik dari sisi manajemen dan permodalan, meski tidak besar.
“Ini sudah jalan, kami sudah memberikan pelatihan budidaya maggot. Pesertanya 1 kecamatan satu orang, tidak banyak teori tapi lebih banyak praktek, langsung ditunjukkan kebutuhan dan juga produksi,” pungkasnya. (gus)