WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Dalam menyambut Hari Buku Nasional (Harbuknas) tahun 2023, Pemkab Wonosobo, melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Wonosobo siap lakukan pengadaan sejumlah referensi buku digital dan buku konvensional.
Kepala Dinas Arpusda Kabupaten Wonosobo, Musofa mengatakan, kiat-kiat yang dilakukannya adalah untuk menghadapi tantangan literasi di Wonosobo.
“Terkait dengan rendahnya gemar membaca di Wonosobo, kami bergegas untuk melakukan percepatan dalam kampanye atau dalam promosi gemar membaca,” kata Kadin Arpusda, kemarin.
Musofa menilai untuk mewujudkan terobosan perbaikan tentu membutuhkan adanya keterlibatan unsur masyarakat di Wonosobo.
Musofa mengaku menggunakan instrumen rumah multi kolaborasi dalam upaya pemberdayaan literasi untuk menyerukan betapa pentingnya membaca.
BACA JUGA:Ada 5.567 Pejabat Fungsional di Wonosobo, Pemkab Diskusikan Pola Pengembangan Karir
Kadin Arpusda mengungkapkan, dirinya akan lakukan pengadaan buku-buku digital maupun buku-buku konvensional yang akan digalakkan pada bulan Juni mendatang.
“Kami akan coba menambah referensi di perpustakaan ini, baik buku cetak atau buku digital,” ucapnya.
Musofa mengakui bahwa upaya itu dilakukan melalui tahap-tahap yang cukup ketat. Meminta usulan mengenai genre buku apa saja yang sedang dibutuhkan masyarakat.
Meskipun begitu, dengan besaran anggaran Rp110 juta, ia tetap berusaha maksimal dalam melakukan peningkatan kualitas pelayanan dan persediaan referensi di Arpusda.
“Untuk pengadaan tahun ini meskipun anggarannya tidak banyak, kami menggunakan pola-pola yang ketat. Dengan meminta masukan pada masyarakat, buku apa yang dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA:40 Pemandu Wisata di Wonosobo Dilatih, Ini Harapan Penting Wabup
Untuk merealisasikan program kearsipan dan perpustakaan, Musofa lakukan koordinasi dengan para pendamping perpustakaan di 15 kecamatan.
Pendistribusian buku terbatas, ia menyarankan agar perpustakaan di masing-masing desa bisa memanfaatkan ADD terlebih dahulu.
Tidak hanya itu, ia beberkan beberapa hal yang menjadi tantangan baginya. Yaitu terbatasnya ketersediaan fasilitas di desa dan gaya hidup masyarakat.