WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Berdasarkan data yang dihimpun DPPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, 2 tahun terakhir angka kekerasan pada anak mengalami fluktuasi. Pemerintah setempat andalkan Forkos sebagai wadah pemberdayaan.
"Kita punya Forum Anak Kabupaten Wonosobo (Forkos) sebagai wadah kita untuk memberdayakan perlindungan terhadap anak. Karena tahun-tahun sebelumnya angka kekerasan pada anak naik turun," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Wonosobo, Dyah Retno, Rabu (21/6).
Pada tahun 2021, jumlah kasus kekerasan sebanyak 27. Didominasi oleh anak perempuan yakni sejumlah 25 kasus. Sedangkan di tahun berikutnya meningkat. Total kekerasan hingga 37 kasus. Angka korban perempuan kembali unggul yaitu sebanyak 34 kasus.
"Kita akui pemantauan terhadap anak ini perlu, karena indikator kekerasan itu beragam salah satunya kekerasan berupa bullying," ucap Dyah.
BACA JUGA:Distribusikan Ribuan Ternak, Pemkab Wonosobo Jamin Sudah SKKH
Kemudian peta sebaran kasus kekerasan sepanjang tahun 2023 menurun, tercatat hanya 4 kasus. Meliputi kekerasan pada korban laki-laki sebanyak 1 kasus, dan 3 sisanya korban perempuan.
Di antara bentuk perhatian terhadap anak, Dyah mengaku telah lakukan koordinasi dengan seluruh lembaga pendidikan di Wonosobo. Pasalnya, kekerasan yang bersifat bullying kerap terjadi di sekolah.
"Kita sudah sampaikan ke sekolah-sekolah agar mengawasi anak-anak supaya terhindar dari segala bentuk kekerasan. Utamanya yang sering terjadi di sekolah itu bullying," ungkapnya.
Pihaknya berharap, dengan adanya Forkos dapat membangun komunikasi intens dengan pihak sekolah, keluarga, dan khususnya dengan anak di Wonosobo.
"Kemarin kita ada workshop tentang Forkos, saya harap kedepannya kita bisa terus melindungi anak-anak bangsa. Di forum itu tidak hanya edukasi pengasuhan keluarga pada anak, tapi anak-anak juga dibekali bagaimana cara pasang tameng ketika alami kekerasan," pungkasnya. (mg7)