"Guru harus paham siswanya. Misal siswa yang masuk di jalur afirmasi baik itu faktor ekonomi ataupun disabilitas, tentu harus dalam porsi yang beda dengan jalur lainnya. Dan seterusnya," terangnya.
Ditambahkan Kepala Bidang Kurikulum dan Pengendalian Mutu, Disdikpora Kabupaten Wonosobo, Wahyu Widada Basuki bahwa konsep pelaksanaan MPLS harus mengedepankan tiga hal yaitu aman, nyaman, dan menyenangkan.
"Kita sekarang sudah merujuk pada IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka). Sehingga para guru harus bisa membuat siswa aman, nyaman, dan menyenangkan di lingkungan sekolah," papar Wahyu.
BACA JUGA: SIMAK! 5 Tips Sukses Jalani MPLS Tahun Ajaran 2023/2024
Diungkapkan, masa MPLS antara jenjang SD dan SMP tahun 2023 berbeda. Menurutnya, porsi MPLS bagi SD perlu waktu yang lama.
"Transisi siswa dari TK yang sekolahnya untuk bermain, sekarang harus menuju ke sekolah untuk belajar di SD. Sehingga butuh proses lebih lama. MPLS dilakukan selama 2 minggu sejak hari ini," terangnya.
Sedangkan untuk jenjang SMP, MPLS hanya dilakukan selama 3 hari. Dijelaskan, masa transisi SD ke SMP tidak begitu butuh waktu lama.
"Cukup 3 hari MPLS untuk SMP. Karena mereka sudah terbiasa berkegiatan belajar selama 6 tahun. Mereka sudah tidak di fase sekolah untuk bermain," paparnya.
Wahyu Widada Basuki menilai, kegiatan MPLS di lingkungan sekolah selama beberapa hari ke depan sebagai momentum baik bagi sekolah.
Pembinaan terhadap 516 sekolah negeri di Wonosobo diyakini sudah optimal sehingga output pelaksanaan MPLS hingga proses belajar ke depannya, dapatkan hasil optimal pula.
"MPLS bukan satu-satunya kegiatan perkenalan. Justru setelah MPLS selesai, mustinya perkenalan tersebut bisa berdampak. Selain semakin kenal dan akrab, juga akan mendukung kelancaran proses pembelajaran nantinya," tandasnya. (mg7)