MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Fakta mengejutkan di salah satu daerah di Jawa Timur. Pasalnya di daerah tersebut ada setidaknya 1.000 perempuan yang kini menjanda.
Apa alasannya? Bojonegoro merupakan salah satu daerah yang angka perceraiannya termasuk tertinggi di Provinsi Jawa Timur.
Faktor terbanyak memengaruhi tingginya kasus perceraian di Bojonegoro adalah permasalahan rumah tangga.
Selanjutnya adalah faktor ekonomi. Faktor ini turut menyumbangkan angka perceraian di Bojonegoro.
Khusus kasus faktor ekonomi, para istri tidak mau hidup di bawah ekonomi yang pas-pasan para suami mereka, sehingga menggugat carai.
Berdasarkan data BPS, ada lebih dari 1.000 istri yang melayangkan gugatan cerai kepada suaminya ke Pengadilan Agama.
BACA JUGA:Ini Penyebab Kasus Perceraian Tinggi di Kota Magelang
Selain faktor ekonomi dan percekcokan berlarut-larut, faktor perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga juga tampaknya mendominasi gugatan cerai.
Dilansir dari berbagai sumber, sekitar 1000 isteri tersebut mengaku tak diberikan nafkah yang cukup oleh suaminya sehingga membuat alasan istri untuk menggugat cerai suaminya di Bojonegoro.
Jumlah 1.000 perempuan di Bojonegoro karena cerai ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 lalu, angka perceraian di Bojonegoro mencapai 1.580 kasus.
BACA JUGA:HAHH! Ada Kampung Janda di Purbalingga, Cek Faktanya!
Sedangkan data pada semester pertama tahun 2023 mencapai 1.000 kasus.
Ternyata selain faktor ekonomi, kualitas pendidikan masyarakat setempat juga memengaruhi. Setidaknya sebagian besar dari mereka yang bercerai berpendidikan maksimal sampai SMA sederajat.
Panitera Pengadilan Agama Bojonegoro, Sholikhin tak menampik angka perceraian di Bojonegoro belakangan ini menjadi sorotan masyarakat karena tingginya jumlah kasus yang terjadi.
Menurutnya, perceraian bukanlah hal yang mudah dan berdampak luas pada keluarga serta masyarakat secara keseluruhan.