WONOSOBO, MAGELANG EKSPRES -Hasil fermentasi daun kelor dan disulap menjadi pupuk organik cair (POC) ternyata bisa manfaatkan untuk basmi patek pada tanaman sayur, terutama hama tersebut banyak ditemukan di tumbuhan cabai.
Hama yang kerap disebut hama patek itu biasa menggeliat bermunculan di batang hingga dedaunan cabai, membuat tanaman jadi lebih cepat membusuk sehingga berakibat pada penurunan hasil panen.
Inovasi sebagai alternatif pembasmian hama patek pada tumbuhan berbahan dasar daun kelor yang disulap menjadi pupuk organik cair (POC) itu merupakan hasil jerih payah PT Tirta Investama Wonosobo bersama Java Learning Center (Javlec) melalui program Taman Kehati.
BACA JUGA:Pengakuan Kajari Wonosobo, Distribusi BLT Minim Koordinasi
CSR perusahaan sekaligus pengelola Taman Kehati, Thorif mengatakan inovasinya merupakan bagian dari kontribusinya terhadap petani di Wonosobo dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar.
"Kita dan Javlec lewat program ini berupaya menawarkan, bagaimana kira-kira menjawab persoalan patek. Karena hama ini kan dampaknya besar bahkan bisa menurunkan hasil panen," kata Thorif saat diwawancara, Rabu 6 September 2023.
Thorif mengaku prihatin akan adanya persoalan patek. Terlebih cuaca cukup labil dan intensitas hujan rendah, namun tidak menutup kemungkinan penyakit tanaman itu akan tetap ditemui.
"Walaupun jarang hujan, patek tetap bisa muncul karena suhu udara di Wonosobo ini notabene kelembabannya tinggi," ujarnya.
Disampaikan, Thorif bersama tim dari Javlec telah menampung keluhan petani dan melakukan riset yang dimulai sejak awal tahun 2023. Hasilnya, terdapat sejumlah bahan alami yang dinilai mampu menjawab persoalan tersebut di Wonosobo, termasuk daun kelor.
BACA JUGA:Tahun 2023, Empat ASN di Wonosobo Dipecat
Rencananya, solusi pertanian akan maraknya jamur patek diprediksi dapat teratasi dengan memanfaatkan beberapa hasil bumi yang terdiri dari daun pohon mahoni, nangka, jenitri, hingga daun pohon kelor.
"Sebenarnya banyak yang bisa dijadikan alternatif untuk diolah menjadi POC dan dapat menjadi media penyegaran tanaman dari hama patek. Tapi setelah kita riset lebih jauh, daun kelor sepertinya lebih memilih impact besar," terangnya.
Tim Javlec, Abdul Hakim pun menilai bahwa daun kelor ternyata tidak hanya bermanfaat untuk ramuan herbal bagi kesehatan tubuh manusia dan hewan, melainkan pula dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesuburan tanaman.
Ia mengaku telah meyakini bahwa daun kelor yang difermentasi dan disulap menjadi POC nyatanya lebih berdampak terhadap tumbuh-kembang baik bagi tanaman ketimbang daun pohon mahoni, nangka, ataupun daun pohon jenitri.
Pernyataan tersebut didukung oleh pengalamannya saat mengikuti Global Land Forum (GLF) di Afrika beberapa tahun silam dengan fokus pembahasan terkait penurunan dampak penggurunan atau degradasi lahan di dunia.