Hal tersebut dilakukan sebagai perluasan jaringan.
Jalur Magelang-Secang itu disambungkan ke jalur Temanggung-Parakan dan dilanjutkan ke jalur utara mencapai Stasiun Ambarawa dari Kedungjati.
Jalur kereta api tersebut dibangun untuk mengangkut berbagai hasil perkebunan yang berasal dari Magelang.
Bangunan Stasiun Secang tersebut memiliki arsitektur yang kental dengan zaman Belanda.
Desain bangunannya pun ternyata hampir mirip dengan Stasiun Bedono dan Jambu di Kabupaten Semarang.
Menurut kelompok pemerhati sejarah dan bangunan cagar budaya heritage, Komunitas Kota Toea Magelang menyebutkan bahwa jalur Magelang-Ambarawa berhenti aktif 1967.
Beberapa tahun kemudian, menyusul jalur kereta api Parakan-Secang yang berhenti aktif pada 1973.
Keberadaan jalur kereta api tersebut tidak bertahan lama, karena banyaknya transportasi lain sebagai pilihan.
BACA JUGA:10 Stasiun Dengan Pelayanan Terbaik di Indonesia, Poncol dan Tawang di Semarang Urutan Berapa?
Stasiun Secang Saat Ini
Walaupun saat ini Stasiun Secang benar-benar sudah tidak beroperasi.
Namun bangunan bekas stasiun yang memiliki ciri khas bangunan Belanda ini hingga kini masih ada.
Bangunan stasiun masih kokoh, sayangnya bbangunan stasiun secang sudah tampak kurang baik dan tidak terawat.
Hal itu disebabkan salah satunya karena usia.
Beberapa waktu silam, Bangunan stasiun secang ini sempat digunakan untuk kantor cabang sekretariat persatuan purnawirawan ABRI (Pepabri) Secang, tetapi kini tampaknya sudah tak lagi dipakai.
Di sekitar Stasiun Secang ini masih ada beberapa rumah dinas yang kini sudah digunakan untuk warga.