BACA JUGA:World Cleanup Day di Purworejo Gugah Kesadaran Peduli Lingkungan
Dari sejumlah penyair yang terlibat dalam antologi kali ini, lanjutnya, sebagian merupakan penyair kelahiran Purworejo, tapi separuhnya lagi merupakan penyair dari luar Purworejo, seperti Jakarta, Bandung, Depok, Bekasi, Madiun, Surabaya, Garut, Wonogiri, Pekalongan, Magelang, dan Yogyakarta.
"Memang intinya kita punya mimpi suatu saat ya dipentaskan betul dengan beberapa penyair yang memang bisa melucukan.
Tapi andaikata belum, memang kita sudah terdesak untuk program tahunan, yaitu lomba baca puisi, dan biasanya nulis puisi dan cerpen pada bulan bahasa yaitu bulan Oktober. Jadi ini kita programkan untuk materi-materi lomba pada bulan Oktober. Mudah- mudahan nanti bisa berjalan lancar," tandas Soekoso.
Sementara itu, Kelik Susilo Ardani menyampaikan apresiasi terhadap konsistensi Kopisisa dalam menjaga keberlanjutan seni dan sastra di Purworejo. Hadirnya antologi puisi humor melengkapi dokumentasi sastra, tidak hanya di Purworejo, melainkan juga Indonesia mengingat cukup jarang diterbitkan buku serupa.
“Harapan besar kepada khususnya penulis-penulis muda, jangan sampai ini berhenti, harus terus dan terus. Karena, sejarah ini akan selalu tertulis dan akan diteruskan oleh generasi berikutnya,” terangnya. (top)