Ngalap Berkah yang tidak disyariatkan
Mencari berkah yang tidak disyariatkan yakni mencari berkah pada pepohonan, bebatuan, kuburan maupun tempat-tempat lain yang tidak ada dalil atau tuntunannya. Dan ini semua termasuk bentuk-bentuk kesyirikan. Termasuk bentuk-bentuk kesyirikan adalah ngalap berkah kepada pepohonan, bebatuan, kuburan atau misalkan tempat-tempat yang tidak ada tuntunan syari'nya.
Sedang dalil yang menunjukkan At-Tabarruk yang tidak disyari'atkan, baik mencari berkah pada kuburan, pepohonan atau bebatuan yang dikeramatkan atau tempat-tempat yang dianggap mulia, tidak ada dalil dari Al-Qur'an dan Hadits. Diantaranya sabda Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, dari Abu Waaqid Al-Laitsi radhiyallahu anhu, Ia bercerita,
خَرجنَا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى حُنين، ونحنُ حُدثاءُ عهدٍ بكُفرٍ، وللمشركينَ سِدْرةٌ يَعكُفُونَ عندها، وَيَنوُطونَ بها أَسلحَتَهُم يُقال لها ذات أنواطٍ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «الله أكبرُ إنها السُّنَنُ، قُلتم والذي نفسي بيدهِ كما قالت بَنُو إسرائيلَ لموسى: (اجْعَل لَّنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ) [الأعراف الآية ١٣٨]، «لتَرْكَبُنَّ سُنَنَ من كان قبلكم» رواه الترمذي وصححه
Abu Waaqid Al-Laitsi radhiyallahu 'anhu menceritakan, “Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam menuju Hunain untuk apa? untuk jihad melawan orang-orang musyrikin yang ada di daerah Hunain. Hunain sebuah daerah yang dekat kota Mekkah. Dan kami waktu itu baru saja masuk Islam. Maksudnya sebagian kami, sebagian pasukan Rasulullah adalah muallaf (baru masuk Islam) dan belum lama meninggalkan masa Jahiliyyah.
Sedangkan orang-orang musyrikin memiliki sidrah (pohon yang banyak rantingnya). Mereka (orang-orang musyrikin) berkerumun mengelilingi pohon tersebut dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon tersebut.
Dan pohon tersebut yang dijadikan sebagai tempat ngalap berkah, dinamakan oleh orang-orang musyrik dengan nama pohon Dzaatu Anwaath. Lalu kami (pasukan Rasulullah) melewati pohon yang dijadikan tempat ngalap berkah oleh orang-orang musyrik yaitu pohon Dzaatu Anwaath.
Maka sebagian kami yang muallaf (yang baru saja masuk Islam) berkata, "Wahai Rasulullah, buatkanlah untuk kami pohon Dzaatu Anwaath sebagaimana orang-orang musyrik mempunyai pohon Dzaatu Anwaath untuk ngalap berkah."
Mereka punya pohon untuk ngalap berkah, menggantungkan senjata-senjata perang mereka, kami pun ingin sama seperti mereka, supaya apa? supaya sakti, supaya senjatanya ampuh dan sebagainya.
Bagaimana sikap dan reaksi Nabi terhadap permintaan sebagian sahabat yang muallaf tersebut? Untuk dibuatkan pohon yang akan dijadikan tempat ngalap berkah. Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya hal tersebut merupakan tradisi orang-orang terdahulu sebelum kalian."
Kalimat yang diucapkan Rasulullah ini menunjukan beliau marah dan tidak merestui. Beliau tidak merestui ngalap berkah pada pohon-pohon yang dikeramatkan.
"Demi jiwaku yang ada di tangan Allah. Sungguh kalian telah mengucapkan sebuah ucapan atau perkataan sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Bani Israil kepada Nabi Musa alayhissalam."
Apa ucapan mereka kepada Musa alayhissalam,
"Wahai Musa, buatkan untuk kami Tuhan sesembahan sebagaimana mereka memiliki Tuhan-Tuhan sesembahan."
Maka Nabi Musa berkata kepada pengikutnya dari Bani Israil, "Sungguh kalian adalah kaum yang tidak mengerti (kaum yang bodoh)." (QS. Al-'Araf: 138).
Sudah punya Allah Tuhan yang Maha Esa, Tuhan yang Maha Kuat, Tuhan yang Maha Perkasa, Maha Mampu atas segala sesuatu, kalian malah minta Tuhan yang lemah dari makhluk-makhluk.