Namun, semua anggapan tersebut berubah ketika sekelompok mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian di dalam Goa Pindul.
Selama melakukan penelitian, kelompok mahasiswa tersebut terpesona oleh keindahan stalagmit dan stalaktit yang ada di dalam goa.
Tidak hanya itu, fenomena aliran sungai di dalam goa membuat tempat ini sangat unik. Muncul gagasan dari kelompok mahasiswa tersebut untuk mengubah goa ini menjadi tempat wisata.
Pada tahun 2010, pemerintah bersama dengan warga sekitar secara resmi membuka Goa Pindul sebagai tempat wisata minat khusus yang hingga saat ini cukup populer.
Tempat wisata ini dikelola dengan baik oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) daerah setempat, sehingga memiliki fasilitas yang cukup lengkap meskipun goa ini merupakan tempat wisata yang relatif baru.
BACA JUGA:5 Mitos Kota Saranjana, Kota yang Penuh Kemewahan dan Kecanggihan
Ada versi lain yang menceritakan bahwa kepala Joko Singlulung terbentur oleh sebuah batu besar di dalam goa.
Oleh karena itu, goa tempat kejadian tersebut dinamai Goa Pindul. Nama ini berasal dari kata dalam bahasa Jawa 'pipi gebendul' yang berarti pipi yang terbentur.
Terlepas dari kepercayaan tersebut, Goa Pindul adalah salah satu destinasi wisata yang menarik dan layak untuk dikunjungi.
Wisata Goa Pindul menawarkan pengalaman menyenangkan dengan menyusuri sungai yang berada di dalam goa dengan aliran sungai bawah tanah sepanjang 350 meter.
Para pengunjung akan menggunakan pelampung, helm, dan ban saat menyusuri aliran sungai di dalam Goa Pindul. Selain itu, para pengunjung juga dapat menikmati keindahan pesona stalaktit dan stalagmit yang memukau di Goa Pindul.
BACA JUGA:Jadi Kota Pendidikan, 3 Mitos Jogja Ini Masih Dipercaya Masyarakat
Lokasi Menuju Goa Pindul
Apabila menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat mengikuti rute dari Yogyakarta dengan mengambil jalan yang searah dengan KDS Fun dan Bukit Bintang.
Harap mengikuti jalan besar hingga mencapai Tleseh dan Taman Hutan Rakyat. Di pertigaan gading, harap mengambil jalan yang mengarah ke Wonosari hingga mencapai tugu batas kota.
Dari sana, pengunjung dapat meminta petunjuk kepada penduduk setempat.