Banyak Mengingat Kematian yang Menghilangkan Segala Kelezatan
Banyak Mengingat Kematian yang Menghilangkan Segala Kelezatan--
MAGELANGEKSPRES.ID- Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kita memperbanyak mengingat kematian yang menghilangkan segala kelezatan.
وَعَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : ❲ أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ❳ ؛ يَعْنِي : الْمَوْتَ . ❊ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : ( حَدِيْثٌ حَسَنٌ ) .
Darinya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu juga, dia bercerita, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Perbanyaklah kalian mengingat sesuatu yang melenyapkan segala kelezatan,' yaitu kematian."(HR. At-Tirmidzi, dan dia mengatakan bahwa hadits ini hasan.)
Bayangkan kalau kita sedang makan bersama kawan-kawan kita. Sedang makan dan minum enak, tiba-tiba ada yang membertahu, kalau sebentar lagi akan datang orang yang akan menggergaji kepala Anda dan akan memotong-motong jari-jari, kemudian akan membelah perut Anda. Kira-kira enak kita makan? Enggak ada rasanya itu makan. Enggak ada.
BACA JUGA:Bersegera Menyiapkan Diri untuk Kematian
Ungkapan salafus saleh tentang dahsyatnya kematian, bahwa kematian lebih dahsyat daripada digergaji dengan gergaji, daripada ditebas dengan ratusan pedang.
Ceritanya Sa'ad seperti orang yang dipaksa untuk bernafas dari lubangnya jarum. Dia disuruh bernafas dari lubangnya itu seperti orang yang kekurangan oksigen. Rasanya sakit sekali.
Ali bin Abi Thalib pernah lewat kuburan bersama kawan-kawannya, lalu dia mengucapkan salam kepada orang-orang yang di kuburan. Kemudian Ali mengatakan, “Ada kabar dari kita. Kabar dari kita buat kalian : Istri-istri kalian sudah dinikahi orang, rumah kalian sudah ada yang menempati, harta kalian sudah dibagikan. Itu kabar dari kami. Terus, bagaimana kabar kalian di sana? Mereka enggak menjawab.
BACA JUGA:Jangan Menunda Shadaqah karena Kematian Tak Bisa Ditunda
Ali bin Abi Thalib hendak memberikan nasihat kepada orang-orang yang bersama dia. Ali mengatakan, Kalau orang-orang itu diperbolehkan menjawab, pasti jawaban mereka mengatakan, bahwa sebaik-baiknya bekal adalah ketakwaan kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Kita semua bakal mati meninggalkan segala-galanya. Maka hendaknya kita mempersiapkan diri dengan memperbanyak mengingat kematian. Kalau matinya tidak mendadak, orang masih bisa bersiap-siap. Tapi kalau dia mati mendadak, dia belum sempat bertaubat, belum sempat beramal.
Maka ingat! Perbanyak mengingat pelenyap kelezatan yakni kematian. (*)
*) Kajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
