Kota Tuanya Magelang: Mengulik Perumahan Belanda di Kampung Kwarasan yang Masih Ada Hingga Saat Inii

Minggu 08-10-2023,15:00 WIB
Reporter : Selia Dwi Amara
Editor : Arief Setyoko

Hal ini dituturkan oleh seorang Pegiat sejarah Magelang, Gusta Wardhana yang mengatakan kilasan sejarah pembangunannya.

"Awalnya, Kota Magelang pada 1932 sempat mengalami krisis ekonomi besar atau Mala Ise dan diserang wabah penyakit Pes."

BACA JUGA:Fakta Puncak Gunung Merbabu Pemandangan Memesona dan Mitos yang Masih Dipercaya

Kampung Kwarasan, Mahakarya Hasil Sentuhan Bangunan Khas Belanda dengan Jawa

Komplek perumahan khas interior Belanda ini memiliki luas 2 hektar yang dibangun pada tahun 1932 oleh Thomas Karsten sebagai arsitek asal Belanda kala itu.

Uniknya bangunan yang memiliki arsitektur khas bangunan Belanda oleh Thomas Karsten ini. Nyatanya memiliki sentuhan ala bangunan Jawa di beberapa bagian sudutnya.

BACA JUGA:Ruang Perkuliahan UGM di Magelang Tidak Terurus, Ditumbuhi Semak Belukar, Jadi Makin Angker

Misalnya atap berbentuk limasan, lantai traso yang terbuat dari material kayu jati sebagai bahan baku utama.

Perpaduan interior bangunan ala kolonial dengan Jawa inilah yang kemudian membuatnya begitu otentik.

Terlebih bangunan dalam komplek perumahan Kwarasan memiliki terdapat 3 tipe rumah.

Tipe pertama terdapat sebuah komplek berukuran besar yang berada di sebelah barat Jalan Sumbing. Tipe kedua merupakan perumahan berukuran sedang di sebelah utara Jalan Sindoro.

Dan tipe perumahan ketiga merupakan rumah dengan ukuran paling kecil yang berada disebelah timur gang kecil.

BACA JUGA:7 Tempat Paling Angker di Magelang, Berani Uji Nyali?

Kondisi Terkini Kampung Kwarasan

Pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942. Kompleks atau kampung Kwarasan dikosongkan.

Pemerintahan Jepang mulai beralih dan mengasingkan para pejabat-pejabat kolonial yang berada di Kwarasan.

Kategori :