PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES- Dampak bencana kekeringan akibat fenomena El Nino yang melanda Kabupaten Purworejo kian meluas. Jumlah desa yang mengalami krisis air bersih terus bertambah dan merata di 16 wilayah kecamatan.
"Krisis air bersih sudah terjadi di puluhan desa yang tersebar di 16 kecamatan Kabupaten Purworejo.
Artinya, dampak kekeringan tahun ini sudah merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Purworejo, meski pun tidak seluruhnya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo, Hariyono, Selasa (10/10).
BACA JUGA:Dewan Kawal Ekspansi PDAM Tirta Perwitasari ke YIA, Amankan Kebutuhan Air Bersih di Bandara
Diungkapkan, dampak kekeringan terparah terjadi di Kecamatan Bagelen, diusul Kecamatan Purworejo, serta Loano. Hingga saat ini sudah sekitar 47 desa di Purworejo yang mengajukan permohonan suplai air bersih. Hingga 3 Oktober lalu tercatat sudah sebanyak 251 tangki air bersih didistribusikan kepada warga di 47 desa itu. Volume air yang diberikan secara gratis bagi warga terdampak kekeringan tersebut sudah lebih dari 1,2 juta liter.
"Dari 251 tangki air bersih itu, 121 di antaranya alokasi dari APBD Purworejo tahun 2023. Sedangkan sisanya dari relawan seperti Banser, Muda Ganesa, serta bantuan dari Polri," ungkapnya.
Terkait bencana kekeringan yang melanda Purworejo dan sebagian besar wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun ini, beberapa waktu lalu BPBD Purworejo menggelar rapat bersama BMKG serta beberapa intansi terkait lain. Musim kemarau tahun ini diperkirakan akan segera berakhir dalam satu bulan kedepan.
BACA JUGA:Kemarau, Banyak Air Sumur Keruh
Berdasarkan prediksi BMKG, sambungnya, sejumlah daerah seperti Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung diperkirakan mulai diguyur hujan pada Oktober 2023. Sementara untuk Purworejo musim hujan diprediksikan baru datang pada dasarian satu atau 10 hari pertama November 2023.
Namun, masa siaga di daerah tersebut bisa saja diperpanjang jika pada November mendatang kekeringan masih terus berlanjut. Menurutnya personel BPBD bersama seluruh relawan selalu siap mendistribusikan air bersih jika ada warga yang mengajukan permintaan.
"Prakiraan BMKG November sudah turun hujan, kita berdoa sama-sama semoga El Nino segera berlalu dan musim hujan segera tiba," tandasnya.
Hariyono menambahkan bahwa selama masa siaga, personel BPBD bekerja dari pagi hingga malam hari. Dengan tiga armada yang dimiliki, distribusi air bersih dilakukan sejak pukul 05:00 WIB hingga 21:00 WIB.
"Dalam satu hari maksimal kami bisa mendistribusikan hingga 12 tangki. Di luar dari itu ada rekan-rekan relawan, juga Polri yang berinisiatif melakukan pendistribusian sendiri," terangnya.
BACA JUGA:Desa Sokoagung Disumbang Sumur Bor, Atasi Kekeringan di Musim Kemarau
Salah satu kondisi kekeringan cukup parah terjadi di Desa Loano Kecamatan Loano. Sumur-sumur di dusun Jogotamu, Caruban, dan Dusun Pongangan dilaporkan sudah tidak dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Debit air makin menipis setiap harinya.