PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES - Seorang pria bernama Ariyanto, pengelola peternakan sapi dan biogas di Desa Tangkisan Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo, cukup mengandalkan kotoran sapi untuk mencukupi kebutuhan gas di dapur rumahnya.
Sudah sekitar 10 tahun keluarganya mampu menghasilkan biogas secara mandiri dengan memanfaatkan kotoran basah yang baru keluar dari perut sapi.
Tak hanya dapur rumahnya, tetangga sekitar pun menikmati gas secara gratis berkat inovasi energi yang diciptakan sejak tahun 2013 silam itu.
BACA JUGA:Pengusaha Sapi Asal Temanggung Polisikan Kades di Purworejo
"Dulu waktu sapi masih banyak, bisa mencukupi kebutuhan gas untuk 13 rumah. Sekarang karena sapi sudah sebagian terjual hanya cukup untuk kebutuhan rumah sendiri sama tiga rumah tetangga," kata Ariyanto, Rabu (11/10).
Usaha peternakan yang sekaligus mengembangkan teknologi biogas itu adalah milik Karnoto, kakak dari Ariyanto. Karnoto merupakan seorang dosen Teknik Elektro di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Arianto mendapat kepercayaan dari sang kakak untuk mengelola usaha tersebut dibantu beberapa anak buah kandang (ABK).
Menurut Ariyanto, instalasi biogas yang dibuat di rumah sekaligus peternakan ini sangat sederhana, mudah dan cukup aman. Selain itu, gas methan yang dihasilkan dari proses tersebut cukup bagus untuk kebutuhan memasak.
BACA JUGA:Alat Peraga Ilegal Ditertibkan Satpol PP Purworejo
"Kami buat tiga tabung penampungan tertutup. Prosesnya, kotoran sapi di kandang yang masih basah itu kita dorong menggunakan air ke tabung penampungan pertama. Kita aduk sampai agat encer lalu secara otomatis akan mengalir ke tabung kedua. Dari tabung kedua gas akan masuk ke tabung ketiga dan bisa ditrisbusikan langsung ke dapur melalui pipa," ungkapnya.
Kotoran sapi di peternakan tersebut sepenuhnya dikonversikan menjadi biogas. Dengan demikian, selain menghasilkan gas secara gratis, sapi di peternakan menjadi sehat karena kandang selalu bersih dan tanpa bau.
"Setiap hari kotoran sapi kita dorong masuk ke penampungan. Jadi kandang bersih. Selain biogas, dari proses ini juga akan menghasilkan pupuk organik yang sudah kering," sambungnya.
BACA JUGA:Kekeringan di Purworejo Makin Meluas, BPBD Siaga Hingga November
Peternakan ini dahulu sempat terisi 38 ekor sapi sehingga mampu mencukupi kebutuhan gas hingga 13 rumah. Saat ini, di kandang yang ia kelola hanya tersisa 13 ekor sehingga produksi gas yang dihasilkan pun berkurang dan hanya bisa mencukupi kebutuhan gas untuk tiga rumah.
Diungkapkan Ariyanto, pada tahun 2019 lalu, inovasi biogas di peternakan ini pernah diikutkan dalam Lomba Desa Mandiri Energi yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah. Kala itu berhasil menorehkan juara harapan satu.