Pada malam hari tanggal 3 November 2010, istri Tugiman mendapatkan bisikan untuk mengungsi namun diabaikan oleh Tugiman.
BACA JUGA:Miris, Gegara Banyak Utang, Seorang Perempuan di Secang Magelang Nekat Gantung Diri
Pagi harinya, ketika Tugiman dan istrinya membahas tentang bisikan misterius tersebut, Tugiman mendapat kabar dari perangkat desa bahwa Gunung Merapi meletus kembali.
Mereka akhirnya memutuskan untuk mengungsi karena letusan Merapi menghasilkan awan panas setinggi 4 km dengan material yang terlempar ke segala arah.
Tugiman dan keluarganya mengungsi ke selatan sesuai dengan bisikan yang mereka terima sehingga dapat selamat.
BACA JUGA:6 Aktivitas Seru yang Bisa Kamu Lakukan saat Bekunjung ke Ketep Pass Magelang
Cerita mengenai bisikan yang dialami oleh istri Tugiman diabadikan dalam sebuah artikel dan dipajang di ruangan Erupsi 2010, Museum Gunung Api Merapi.
Di ruangan ini juga ditampilkan rumah Tugiman beserta perabotannya, tandon air, dan motornya yang terkena dampak erupsi Merapi 2010.
Semua komponen dalam display ini termasuk abu vulkaniknya adalah asli, sehingga masyarakat dapat melihat dengan jelas dampak erupsi saat itu.
BACA JUGA:Bocah Koboi Sajam di Kota Magelang Berhasil Ditangkap Polisi
Keteguhan Mbah Marijan memberikan pelajaran kepada kita semua tentang arti kesetiaan pada tugas yang diembannya.
Kepasrahan Mbah Marijan kepada Tuhan menjadi pengingat bahwa manusia tidak memiliki kuasa apapun, bahkan atas napasnya sendiri. (*)