KEBUMEN, MAGELANGEKSPRES -- Sebuah bangunan peninggalan Belanda yang berada di kawasan Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Benteng tua ini kini dijadikan tempat wisata sejarah yang cocok dikunjungi bersama keluarga.
Benteng ini terletak di Kota Gombong, sekitar 20 km sebelah barat ibu kota kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, 7 km sebelah barat Kota Karanganyar, atau 100 km dari Yogyakarta.
BACA JUGA:Menjelajah Pantai Surumanis : Pesona Keindahan yang Menakjubkan di Kebumen
Nama benteng ini diambil dari nama Van Der Wijck yang kemungkinan merupakan nama komandannya saat itu.
Nama Van Der Wijck terpampang di pintu sebelah kanan.
Benteng ini dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (1787-1876), seorang jenderal yang bertugas di wilayah barat Bagelen yang namanya juga diabadikan menjadi nama Benteng Cochius Generaal.
Benteng ini merupakan satu-satunya benteng berbentuk segi delapan yang ada di Indonesia.
Dalam buku Benteng (2023) karya Teguh Purwantari disebutkan bahwa gedung ini didirikan pada tahun 1818, namun masih digunakan sebagai kantor VOC untuk keperluan perdagangan.
Baru pada masa Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-2830), kantor VOC difungsikan sebagai benteng pertahanan dan kantor militer Belanda.
Hal ini merupakan bagian dari sistem Benteng Stelsel yang berhasil menggerakkan pergerakan Pangeran Diponegoro, hingga akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap.
Peter Carey melalui catatan kaki di buku Percakapan dengan Diponegoro (2022) menjelaskan bahwa Benteng Stelsel dikenalkan oleh De Kock sebagai strategi perang baru.
Benteng di Kebumen ini dipimpin oleh Frans David Cochius sehingga dikenal dengan nama Fort Cochius atau Fort Cochius.
Benteng ini kemudian digunakan sebagai Sekolah Pelajar atau sekolah militer khusus keturunan Belanda. Benteng Cochius diubah menjadi Benteng Van der Wijck.