Bolehkah Mengubah Niat, Ingin Memperpanjang Shalat Menjadi Memperpendek Shalat?

Jumat 01-12-2023,06:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Suroso

"Jangan kalian larang budak-budak perempuan Allah untuk datang ke masjid-masjidnya Allah."

Hadits ini  menjadi dalil yang kuat, bahwa wanita di masa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam itu shalat berjamaah ke masjid.

Tapi dengan syarat, mereka tidak melupakan kewajiban-kewajiban mereka sebagai seorang istri dan mereka juga tidak menggunakan pakaian yang menjadi fitnah buat yang lainnya.

Rasulullah melarang wanita yang datang ke masjid yang memakai parfum yang semerbak sehingga menganggu kekhusyukan.

BACA JUGA:Shalat Witir Boleh Dikerjakan Setelah Shalat Isya, Pilih 1, 3, 5, 9 atau 11 Rakaat

2. Diperbolehkannya memasukkan anak-anak kecil ke masjid; dengan catatan tidak mengganggu. Yang perlu ditekankan menganggu dalam shalat adalah anak itu berteriak-teriak atau bahkan berantem dengan anak-anak lain saat di masjid. Kalau hal seperti itu sudah masuk kategori menganggu maka dilarang.Tapi kalau hanya menangis, itu sesuatu yang biasa.

Di masa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, anak-anak datang ke masjid. Bahkan Rasulullah pernah lagi ceramah, beliau melihat Hasan dan Husein  yang pakai baju baru kedodoran, akhirnya jatuh-jatuh. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam turun dari mimbar, gendong dua anak itu. Jadi intinya adalah mengganggunya kalau anak-anak itu tidak menganggu maka boleh diajak ke masjid.

3. Diperbolehkan seorang yang niat hendak memperpanjang shalatnya, kemudian dia mendengar anaknya menangis kemudian mengubah niat dengan memperpendek shalatnya.

Mungkin seorang ayah atau ibu di rumah, sedang shalat dhuha atau sedang shalat qabliyah, kemudian mendengar tangisan anaknya, lalu  mengubah niat yang tadi ingin memperpanjang menjadi memperpendek. Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sejatinya ingin memperpanjang, tapi karena ada sesuatu, Beliau pendekkan shalatnya.

BACA JUGA:Inilah Kiat Shalat Khusyuk yang Bisa Anda Praktikan!

Praktik yang dilakukan Rasulullah dalam  shalat tersebut sebagai contoh nyata bagaimana kasih sayang beliau kepada umatnya. Contoh tersebit hendaknya dapat menjadi contoh kita dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam rumah tangga maupun dengan orang lain di luar rumah. (*)

Kategori :