Jenang difilosofikan sebagai bagian dari doa, cita-cita, harapan, dan lainnya oleh masyarakat Jawa Tengah agar calon mempelai senantiasa utuh hingga akhir hayat.
Hal ini dilihat dari proses pemasakan Jenang Krasikan yang cukup lama sehingga disimbolkan bagi pengantin agar mereka senantiasa kuat serta tak putus asa terhadap cobaan yang akan dihadapi kedepannya.
BACA JUGA:Tips Membuat Wedang Ronde dengan Resep Minuman Tradisional Penghangat Tubuh Kala Musim Hujan!
Selain itu proses pemasakan jenang yang biasa dilakukan oleh 2-4 orang perkuali ini menyimbolkan hubungan kerja sama yang senantiasa terjalin agar melanggengkan bahtera rumah tangga.
Tak berhenti disitu, filosofi jenang juga dikaitkan dengan tekstur lengket dengan maksud agar pasangan pengantin dapat selalu bertahan dan awet.
Filosofi Jenang Krasikan yang mendalam tersebut tentu saja membuatnya tetap ada sebagai salah satu suguhan dalam acara pernikahan.
Jika hendak membuatnya sendiri dirumah, Munarto sebagai pelaku UMKM Desa Menayu, Muntilan, Magelang ini membagikan resep Jenang Krasikan dengan sukarela.
BACA JUGA:Resep simple Getuk Goreng Sokaraja : Camilan Tradisional Khas Banyumas yang Wajib Kamu Coba!
Berikut Resep Jenang Krasikan yang Mudah Dibuat Dirumah
Bahan Jenang Krasikan yang diperlukan :
1. 1 kg Beras Ketan
2. 2 kg Gula Merah (Aren)
3. 1,5 butir Kelapa
4. 1 bungkus Vanili bubuk
5. Garam secukupnya
Cara membuat Jenang Krasikan :
1. Sangrai beras ketan pada wajan hingga matang lalu tumbuk hingga cukup halus
2. Parut kelapa lalu peras untuk diambil santannya
3. Rebus santan bersamaan dengan gula merah, garam, dan vanili hingga larut sempurna
4. Masukkan sedikit demi sedikit beras ketan pada wajan hingga membentuk adonan pasta
5. Cetak adonan pada wadah pencetak uli atau apa saja dan diamkan paling tidak 12 jam
6. Jenang Krasikan khas Purworejo sudah siap dipotong dan disantap bersama-sama
Itu dia resep Jenang Krasikan beserta filosofi dan rekomendasi pelaku UMKM yang dapat ditemukan di Magelang.
Jangan lupa mampir dan jadikan Jenang Krasikan Purworejo sebagai oleh-oleh keluarga yang manis (*)