Harga Cabai Tambah Pedas, Dispaperkan Wonosobo Prediksi Melambung Lebih Tinggi Lagi

Rabu 13-12-2023,16:40 WIB
Reporter : Mohammad Mukarom
Editor : Malik Salman

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Berdasarkan laporan harga cabai di Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), harga cabai selama 2 bulan terakhir alami lonjakan signifikan.

Informasinya, untuk harga cabai rawit merah pada pekan pertama bulan Desember 2023 hingga menyentuh angka rata-rata sebesar Rp 90 ribu perkilogram. Harga tersebut naik dari Bulan November, sekira Rp 80 ribuan perkilogram.

Kemudian komoditas cabai jenis keriting merah juga alami hal serupa. Selama Desember ini, harganya terpantau sebesar Rp 88 ribu. Lebih tinggi dari bulan sebelumnya sekira Rp 73 ribu perkilogram.

BACA JUGA:Serapan Pupuk Subsidi di Wonosobo Baru 60 Persen

Menurut Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Wonosobo, Dwiyama SB peningkatan harga tersebut salah satunya disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem.

Di mana pada saat permulaan pergantian musim kemarau panjang ke musim hujan 2 bulan terakhir, mengakibatkan berbagai komoditas pertanian mengalami penurunan jumlah produk, termasuk cabai rawit merah cabai keriting merah.

"Habis kemarau panjang, terus curah hujan dengan intensitas begitu tinggi, ini jadi salah satu pengaruhnya," ungkapnya, Rabu (13/12).

Merujuk pada data tersebut, musim kemarau yang dimulai kira-kira sejak Juli sampai akhir Oktober lalu, membuat harga cabai seiring alami kenaikan. Dari yang sebelumnya seharga Rp 25-30 ribu, naik menjadi sekira Rp 40-45 ribu perkilogramnya.

Dengan kondisi cuaca demikian, Dwiyama SB meramal harga-harga komoditas pertanian khususnya cabai akan terus melonjak sampai cuacanya tak lagi labil.

BACA JUGA:IPM Wonosobo Capai 70,18, Naik Dibanding Tahun Sebelumnya

"Misal sekarang harusnya musim hujan, itu kadang masih panas sekali cuacanya, habis itu tiba-tiba turun hujan dengan intensitas tinggi. Lihat saja, harga cabai bisa jadi tambah naik ini nanti," katanya.

Menurutnya, dari kondisi cuaca ekstrem dapat mempengaruhi kualitas cabai. Apabila petani banyak mengalami gagal panen, otomatis jumlah untuk pemenuhan kebutuhan konsumen jauh lebih terbatas.

"Coba misal cabai karena cuaca, terus tanaman mudah kena patek. Kan jumlah produksi turun, sehingga harganya jadi naik karena barang jadi langka kan," tandasnya.

Dwiyama berharap kepada masyarakat agar dapat memahami kondisi alam yang terjadi saat ini. Terlebih untuk menyikapi harga bahan pokok yang semakin tinggi, agar bisa dihadapi secara maklum. (mg7)

Kategori :