Adik mencoba untuk melerai keduanya, namun karena Ayah berada di puncak emosi, terlontar dari mulut sang Ayah yang mengutuk anak pertamanya menjadi gunung.
Angin, petir dan badai bergemuruh menyambar sang kakak.
Lama kelamaan badai menghilang dan terlihat jelas ada gundukan tanah kecil di depan sang ayah.
Kini anak pertamanya sudah menjadi gunung. Gunung ini sekarang kita kenal sebagai Gunung Sumbing.
Gunung kecil ini selalu menyemburkan lava yang menandakan amarah sang kakak dengan sikap keras kepalanya.
BACA JUGA:Ronde Miroso: Destinasi Kuliner yang Legendaris di Kota Magelang
Sang adik yang melihat kejadian tersebut, memohon kepada Ayah untuk mengutuknya juga menjadi gunung.
Agar kelak bisa mendamaikan dan menenangkan kakaknya yang marah sehingga tidak terjadi bencana alam yang merugikan penduduk sekitar.
Dengan berat hati sang Ayah mengabulkan permintaan anak keduanya dan kini berubah menjadi gunung yang biasa kita kenal sebagai Gunung Sindoro.
Anak pertama yang berubah menjadi Gunung Sumbing atau si(sumbing) yang artinya kecacatan berupa robekan di bibir.
Gunung ini merupakan representasi sikap keras kepala dan durhaka kepada orang tua.
BACA JUGA:Nikmati Akhir Tahunmu di Tanah Ngori Magelang yang Punya Panorama Gunung Merapi Terindah !
Anak kedua berubah menjadi Gunung Sindoro atau si(ndoro) yang merepresentasikan sikap sopan santun dan budi pekerti luhur.
Cerita kedua anak dengan karakter yang berbeda tersebut, menjadi pelajaran bagi kita.
kisah Legenda dan asal-usul menjadi cerita turun temurun yang digunakan orang tua untuk mengajarkan anak - anaknya tentang nilai kehidupan.
Kehidupan yang pastinya mengajarkan tentang kebaikan dan kemanfaatan.