MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Tidar melakukan Praktikum Identifikasi Kualitas Air Berdasarkan Kelimpahan Makrobentos dan Analisis Vegetasi di Sungai Progo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kegiatan praktikum ini dilakukan sebagai perwujudan dari teori yang telah dipelajari oleh mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Tidar.
Praktikum kali ini diikuti oleh 126 mahasiswa yang didampingi oleh 3 asisten dan 2 dosen.
Kegiatan praktikum ini di laksanakan selama dua hari yaitu, Sabtu 2 Desember 2023, dan Minggu, 3 Desember 2023.
BACA JUGA:Analisis Vegetasi : Keanekaragaman Tumbuhan di Sepanjang Sungai Progo
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui komposisi dan struktur komunitas makrobentos, mengetahui kualitas kimia dan fisika air, mengetahui kondisi fisik badan air yang mempengaruhi komuniats makrobentos, serta mengetahui kualitas air sungai berdasarkan Indeks Biotik Modifikasi (IB).
Untuk mengetahu lebih detail mengenai kualitas air di Sungai Progo berdasarkan kelimpahan makrobentos.
Maka mahasiswa melakukan identifikasi di beberapa titik sepanjang aliran Sungai Progo diantaranya adalah di Romdiyo Batu Samur, Warung Marsudi, Warung Pojok, Café Progo, serta Jembatan Kaca.
Di setiap titik yang telah ditentukan, mahasiwa akan mengidentifikasi kelimpahan makrobentos dengan membuat ploting petak berukuran 1m x 1m kemudian mengidentifikasi jenis kelompok makrobentos yang telah didapat.
BACA JUGA:Perkembangan Otak Anak Usia Dini : Menjelajahi Potensi Awal Mereka
Apakah makrobentos tersebut termasuk kelompok moderat, sensitive, atau toleran. Selanjutnya adalah menghitung indeks biotik identifikasi untuk menentukan kualitas air sungai.
Kemudian mahasiswa akan memeriksa kualitas air Sungai Progo melalui aspek fisika yaitu, kuat arus sungai, kedalaman sungai, dan lebar sungai serta, melalui aspek kimia yaitu, Ph air, suhu air, salinitas air, dan kekeruhan air.
Setelah identifikasi kualitas air dilakukan, maka diperoleh data bahwa kualitas air di titik pertama adalah kotor, kualitas air di titik kedua kotor, kualitas air di titik ketiga sedang, kualitas air di titik keempat bagus, serta kualitas air di titik terakhir sedang.
Perbedaan kualitas air di lima titik ini terjadi karena perbedaan jumlah kelimpahan makrobentos pada setiap titik.
BACA JUGA:Panduan Orang Tua Mendukung Perkembangan Anak Usia Dini yang Sehat