MAGELANGEKSPRES -- Mendekati perayaan Imlek, suasana penuh kegembiraan dan keceriaan mulai terasa di berbagai penjuru dunia.
Imlek, atau Tahun Baru Imlek, merupakan salah satu perayaan terbesar dalam budaya Tionghoa yang diperingati oleh jutaan orang di seluruh dunia.
Sementara kita memasuki tahun baru menurut penanggalan lunar, tak lengkap rasanya tanpa menyajikan kue keranjang, sajian khas yang menjadi simbol keberuntungan dan keharmonisan.
Kue tradisional selalu memiliki daya tariknya sendiri, memancarkan aroma nostalgia dan kenangan masa lalu.
BACA JUGA:Warna Pembawa Keberuntungan di Tahun 2024 Tahun Naga Kayu Berdasarkan Shio, Cek Di Sini!
Salah satu dari sekian banyak kue tradisional Indonesia yang berhasil mempertahankan eksistensinya hingga saat ini adalah kue keranjang.
Kue yang identik dengan suasana Imlek ini tidak hanya lezat namun juga menyimpan sejarah yang menarik. Kue keranjang ini menyimpan banyak rahasia dan tradisi di balik kelezatannya.
Di balik teksturnya yang kenyal dan rasanya yang manis legit, kue keranjang melambangkan harapan akan kemakmuran dan keberuntungan di tahun baru.
Kue keranjang, atau Nian Gao (年糕) dalam bahasa Mandarin, memiliki sejarah panjang yang terhubung erat dengan budaya Tionghoa. Tradisi memakan kue keranjang saat Imlek sudah ada sejak Dinasti Song (960-1279).
BACA JUGA:Imlek 2024 Tahun Naga Kayu Supaya Penuh Keberuntungan? Ini Dia Praktiknya Berdasarkan Feng Shui
Seiring waktu, tradisi ini berkembang dan kue keranjang menjadi simbol keberuntungan dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa.
Bentuknya yang bulat melambangkan kesempurnaan dan keutuhan, sedangkan warnanya yang cokelat atau keemasan melambangkan kekayaan dan kejayaan.
Makna Simbolis Kue Keranjang
Kue keranjang bukan sekadar hidangan lezat, tetapi juga sarat dengan makna simbolis. Berikut beberapa di antaranya:
• Kenaikan, Kata "Gao" dalam Nian Gao memiliki arti "tinggi". Oleh karena itu, kue keranjang melambangkan harapan untuk peningkatan dalam segala aspek kehidupan, seperti rejeki, karir, dan kesehatan.