PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo siap mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bagelen.
Dalam peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ini, PDAM Purworejo akan menjalin kerja sama dengan PT Dzam Starindo Traco, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang investasi SPAM.
Direktur PDAM Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo, menyebut kerja sama investasi ini merupakan pengembangan SPAM Bagelen dalam bentuk Pembangunan Unit Produksi Air dalam rangka pembangunan dan peningkatan pelayanan SPAM, baik kualitas maupun kuantitas sebagai pemrakarsa/inisiator sesuai Peraturan dan Ketentuan yang berlaku.
BACA JUGA:Hari Jadi ke-193 Purworejo Angkat Semangat Persatuan Membangun Daerah
“Saat ini sedang dalam proses LOI (Letter of Interest),” sebutnya, Senin (26/2).
Jika kerja sama ini terwujud, PT Dzam Starindo Traco dalam pelaksanaannya didukung dan bekerja sama operasi (KSO) dengan PT Deerfos Indonesia dan PT Sena Sanjaya Makmur Sejahtera. Mereka merupakan perusahaan yang sudah berpengalaman di bidang pembangunan SPAM.
Menurut Hermawan, dalam pengembangan SPAM Bagelen ini akan dibangun IKK Bagelen yang operasionalnya akan membawahi tiga wilayah kecamatan, yakni Bagelen, Purwodadi, dan Ngombol.
Dari IKK Bagelen ini, selain untuk melayani sambungan rumah, jika market membutuhkan air kran langsung minum untuk industri atau bandara, PDAM Purworejo juga siap melayani karena peralatan dan instalasinya sudah siap.
“Kemarin baru LOI. Untuk MoU-nya masih dalam proses yang nantinya dengan Pemda dulu. Jika MoU sudah diteken dan mereka sudah membuat FS (Feasibility Study atau studi kelayakan) dan DED (Detail Engineering Design atau detail gambar kerja) dan cocok, baru menandatangani nota kesepahaman dengan PDAM,” jelas Hermawan.
BACA JUGA:PDAM Tirta Perwitasari Purworejo Gelontor Bantuan Air Bersih Puluhan Tangki
Lebih lanjut disampaikan bahwa lahan pembangunan IKK Bagelen sudah siap di daerah Dadirejo dan DED-nya juga sudah ada. Dengan debit air 100 liter/detik, nantinya mampu melayani sekitar 15 ribu sambungan rumah di 3 wilayah kecamatan tersebut.
Saat ini, sambungnya, pihak investor sedang menjajaki masalah sistem, investasi dan harganya. Nantinya mereka yang memproduksi dan pihaknya yang menjualnya. Jadi, harus match dulu karena investasi ini padat modal dan jangka waktunya untuk berapa lama.
“Untuk investasinya sekitar Rp100 miliar. Mereka sudah tiga tahun melakukan penjajakan. Jika semua stakeholder mendukung, kami optimis kerja sama dengan sistem BOT (Build Operate Transfer) ini akan terwujud,” ungkap Hermawan. (top/adv)