Ishaq juga mengatakan, dari sudut pandang sosiologis, kemenangan yang meyakinkan dengan perolehan suara sekitar 58 persen adalah cerminan suara rakyat yang sebenarnya, sementara tuduhan kecurangan hanya datang dari sebagian kecil elit.
“Legitimasi sosiologis merupakan wujud penerimaan masyarakat. Jika pemilu dianggap penuh kecurangan. Kita tinggal menilai saja apakah masyarakat menerimanya atau tidak?" katanya.
Ishak yakin bahwa pemimpin dunia meyakini bahwa politik Indonesia akan tetap stabil di masa depan dengan kemenangan Prabowo-Gibran dalam satu putaran.
Menurutnya, pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju tersebut mendapat dukungan yang kuat dari masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri.
“Dalam kata lain, para pemimpin negara yang memberi ucapan selamat artinya telah mengkonfirmasi kemenangan paslon 02, dan mereka yakin bawhwa legitimasi terhadap hasil Pemilu Indonesia akan tercipta nantinya,” tutupnya. (*/adv)