TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES - Batik ciprat karya disabilitas sentra Kartini Temanggung, dijadikan Pembelajaran Replikasi Inovasi yang digagas oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)di sentra Kartini Temanggung Rabu 6 Maret 2024.
Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung Iyan Kusmadiana mengatakan, sejak tahun 2018 penerima manfaat di sentra Kartini Temanggung sudah mulai dikenalkan dengan batik ciprat, langkah ini awalnya digunakansebagai bahan untuk terapi psikososial dari penyandang disabilitas, dengan kegiatan ini bisa lebih konsentrasi, motorik jalan, kesenangan dan akhirnya bisa menghasilkan.
"Dengan metode ciprat ini sangatmudah dilakukan oleh penyandang disabilitas, dan akhirnya bisa menghasilkan karya yang bagus, sehingga bisa menjadi penghasilan bagi penyandang disabilitas,"terangnya Rabu kemarin.
BACA JUGA:Penyandang Disabilitas dan Lansia di Purworejo Terima Alat Bantu
Ia menjelaskan, kegiatan replikasi inovasi dari selter workoshop peduli (SWP) kedu, batik ciprat yang sudah masuk tingkat nasional, sehingga sentra se Indonesia untuk melaksanakan replikasi, diharapkan bisa mereplikasi, mengadopsi, ataupun memperbaiki di daerah masing-masing.
Menurutnya, SWP awalnya dirancang sebagai upaya untuk memberikan kesempatan kerja dan perlindungan bagi penyandang disabilitas intelektual.
Program ini melibatkan berbagai aktivitas seperti bimbingan, kegiatan sosial, dan pengembangan keterampilan untuk usaha ekonomi produktif. SWP memberikan jalur alternatif bagi penyandang disabilitas intelektual untuk tetap berkontribusi dalam masyarakat, dan mampu mandiri secara ekonomi.
Program SWP, yang telah mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (Kemenpan RB) sebagai salah satu dari Top 40 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2018, telah berkembang tak hanya memberikan layanan kepada penyandang disabilitas melainkan juga memberikan layanan kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) lainnya.
BACA JUGA:Sentra Terpadu Kartini Temanggung Kembangkan Terapi Khusus, Sasarannya Penyandang Disabilitas
Dikatakan, dalam kegiatan ini ada 31 sentra se Indonesia, batik ciprat sudah direplikasi di 22 SWP mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur sampai dengan Kalimantan selatan, sebagai contoh kali ini ada beberapa sentra diantaranya, dari Blitar dan Magetan Jawa Timur, Wonogiri, Wonosobo Jawa tengah dan Banjar Baru kalimantan selatan.
"Sebagai percontohan, semua sentra bisa melaksanakan batik ciprat melalui SWP Kedukarena tempat disabilitas lakukan rehabilitasi dan untuk pemberdayaan mereka sehingga bukan hanya terpenuhinya kegiatan saja, juga terpenuhi ekonomi kedepan. banyak contoh yang sudah berpenghasilan cukup banyak, dalam satu bulan itu sudah Rp80 sampai Rp90 juta, Magetan sudah sampai dengan Rp30 juta, Wonogiri 30, dengan demikian bisa memberikan masukan kepada penerima manfaat bisa mandiri, sekarang dengan ini sudah tidak terpinggirkan lagi , dari keluarga dihargai dan sudah bisa membantu ekonomi keluarga,"terangnya.
Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Ajib Rakhmawanto.
mengatakan, Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program penciptaan inovasi agar inovasi-inovasi Kementerian Sosial dapat terus berkembang dan tersebar luas.
Ia mengatakan, Sentra Terpadu Kartini di Temanggung dipilih sebagai tuan rumah kegiatan ini karena prestasinya dalam inovasi pelayanan publik yang berhasil memenangkan TOP 99 Inovasi, berjudul "Mencapai Nol Kerentanan Melalui Shelter Whorkshop Peduli (SWP) BATIK CIPRAT."
BACA JUGA:Sentra Terpadu Kartini Temanggung Fokus Bentuk Mental Disabilitas Siap Berwirausaha