WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES – Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki ke Kabupaten Wonosobo kunjungi sebuah rumah industri tekstil. Pemerintah setempat membeberkan, kondisi tekstil di daerah sedang terseok-seok.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Bupati (Wabup) Wonosobo Muhammad Albar, dalam sebuah sambutanya di lokasi kunjungan, di CV Ramindo Berkah Persada Sejahtera, Desa Simbang Kecamatan Kalikajar, Sabtu (30/03/24).
Menurut Wabup Albar, salah satu poin dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2025 - 2045 di Wonosobo, yaitu memfokuskan pada pembangunan infrastruktur pariwisata dan pertanian.
Jika ke depan program tersebut bisa terealisasi, yang mana untuk pengembangan tekstil adalah mempersiapkan tumbuhan khusus sebagai bahan bakunya, maka pembangunan industri tekstil bisa dioptimalkan, serta memastikan bahan ketersediaan bahan-bahan dukungan lainnya.
“Sejak tahun 1999 memang sudah ada pengembangan (tekstil) ini, namun kondisinya masih terseok-seok dari segi ekonomi, maka dengan kehadiran dari kunjungan kerja dari Kementerian koperasi UKM ini dapat memberi dampak positif dan membangun semangat dari masyarakat untuk terlibat dan mendukung program pengembangan secara langsung," bebernya.
Bagi dia, hadirnya Menkop UKM di Wonosobo, bisa menimbulkan efek baik yang dapat memotivasi pemerintah dan pegiat tekstil.
Sehingga, diharapkan nantinya dapat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten.
“ini suatu keberkahan yang luar biasa, belum terlambat bagi usaha dan upaya kami semua dalam mengembangkan potensi lokal yang ada," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Menkop UKM Teten Masduki meninjau proses pembuatan bahan linen rami asal Wonosobo secara langsung. Bahan yang pernah dijumpainya beberapa waktu lalu di Jakarta Convention Center, pada gelaran INACRAFT.
Sebagai informasi, bahan serat rami merupakan salah satu jenis kain yang dikenal luas di seluruh negara.
Oleh karenanya, hal itu menjadi alasan mengapa Teten Masduki berkunjung ke sebuah potensi rumah industri di Wonosobo.
Limbah daun yang terpisah dari dahannya bisa digunakan sebagai pakan ternak, dan limbah kayunya bisa menjadi pupuk. Secara sirkulasi ekonomi, semua bahan baku dapat di recycle dan menjadi turunan produk lain yang dapat dirasakan kebermanfaatannya.
Pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan dari setiap proses tersebut, juga dapat di olah lagi menjadi sebuah produk yang mendukung diversifikasi usaha serat rami.
"Dari serat alami yang harus dikembangkan dan dapat menjadi sumber kekuatan ekonomi baru. Sepertinya proses yang sudah di lakukan pegiat tekstil Wonosobo sejauh ini adalah proses industri yang secara ekonomi mampu bersaing dan bisa menghasilkan benang sekelas industri besar," jelas Teten.
Kata Teten, proses pengembangan serat rami menjadi sebuah hasil benang atau kain jadi, membutuhkan waktu yang tak sedikit, terlebih di antara prosesnya meliputi pemisahan serat, hingga ke pemintalan.