Sebagaimana disebutkan dalam habists, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”.
Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, mereka yang berpuasa akan dipanggila dari pintu puasa, yaitu pintu Rayyan.
Lantas Abu Bakar bertanya; “Jika seseorang (yang masuk surga) dipanggil dari salah satu pintu, itu adalah sebuah kepastian. Apakah mungkin ada orang akan dipanggil dari semua pintu tersebut wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakar.” (HR. al-Bukhari & Muslim).
2. Laki-laki yang paling dicintai oleh Rasulu shallallahu ‘alaihi wa sallam
‘Amr bin Al Ash radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi shallallahu’alahi wa sallam, “Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim).
3. Allah mempersaksikan bahwa Abu Bakar adalah orang yang ikhlas dalam mengamalkan ajaran Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ. وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ. إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ. وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.
Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)
Para ulama, di antaranya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata, sebab turun ayat ini adalah berkaitan dengan Abu Bakar ash-Shiddiq (Tafsir as-Sa’di, Hal: 886).
BACA JUGA:Bolehkah Mendahulukan Puasa Syawal tapi Masih Punya Utang Puasa Ramadhan?
4. Orang-orang musyrik menyifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah menyifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang diperintahkan Rasulullah untuk berhijrah ke negeri Habasyah.
Meskipun Abu Bakar lebih senang berada di sisi Rasulullah, namun Rasulullah mengkhawatirkan keselematan Abu Bakar karena kabilahnya termasuk kabilah yang lemah, tidak mampu melindunginya dari ancaman orang-orang kafir Quraisy.
Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang bernama Barku al-Ghumad, Abu Bakar bertemu dengan Ibnu Dughnah yang kemudian menanyakan perihal tentangnya. Lalu Ibnu Dughnah mengajak Abu Bakar kembali ke Mekah dan ia berkata kepada kafir Quraisy, “Apakah kalian mengusir orang yang suka menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (Riwayat Bukhari)
Sifat yang sama seperti sifat yang dikatakan Ummul Mukminin Khadijah tatkala menenangkan Rasulullah tatkala pertama kali menerima wahyu.