WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Setelah setahun lalu Program Kampung Iklim (Proklim) diluncurkan di Dusun Kawista, Desa Adiwarno Wonosobo, cukup terlihat prospeknya.
Berbagai kegiatan untuk mengatasi gas rumah kaca (GRK) berhasil diinisiasi, bahkan digadang bisa jadi percontohan.
Ketua Proklim Kawista, Aan Ibnu mengatakan, warga di dusunnya sedang berkonsentrasi menanggulangi GRK demi menyelamatkan kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan yang sudah dijalankan salah satunya pengelolaan sampah.
"Kita sudah punya bank sampah untuk mengelola limbah masyarakat. Setiap 2 minggu sekali, kita minta warga kirim sampah untuk dipilah. Nanti sebagiannya dimanfaatkan untuk media tanam," katanya usai dikonfirmasi ulang, Jumat (10/5/2024).
BACA JUGA:215 Calon PPK di Wonosobo Lolos CAT, Termasuk yang Terlibat Kasus Riswahyu
Tak hanya itu, masyarakat di Dusun Kawista, Desa Adiwarno Wonosobo juga mengelola sisa sampah basah untuk disulap menjadi pelet ikan, yang kini tengah dikembangkan juga. Itu dimanfaatkan agar limbah tak terbuang begitu saja.
Namun begitu, untuk menghidupkan Proklim tak sekadar mendaur ulang sampah dan pengembangan sektor peternakan di sungai. Warga pun turut memperhatikan hal-hal yang menyangkut soal kesehatan masyarakat.
Misalnya, melaksanakan pembongkaran sebanyak 16 toilet helikopter serta memperbaiki sarana sanitasi lebih memadai. Kata Aan, dirinya disokong oleh PT PAMA Persada, untuk pembangunan belasan WC umum yang jauh lebih layak.
"Dulu kita ada 16 WC helikopter dan sudah dibongkar semuanya. PT Pama Persada fasilitasi kita, membangun beberapa toilet umum yang tentunya lebih bagus, pembuatan sarana sanitasi yang lebih sehat," jelasnya.
Lebih lanjut, untuk mengantisipasi GRK, gerakan penanaman pohon juga dilakukan belakangan ini. Program penghijauan ini dinilai perlu, karena akan membantu menyuburkan tanah dan berdampak baik di kemudian hari.
BACA JUGA:Masuk Hari ke-3, Pendaftaran Bacabup Wonosobo Jalur Independen di KPU Kosong
Setidaknya, ada 2 kegiatan pokok yang dapat menolak peningkatan konsentrasi GRK semakin tinggi, yaitu penghijauan dan kelola sampah. Karena jika tidak, timbulnya CO2, N2O, NOx, NH3, dan karbon organik akan membahayakan bagi manusia nantinya.
Sebagai informasi, Dusun Kawista ini pernah meraih penghargaan sebagai kawasan Proklim Utama atau setara dengan tingkat nasional, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Oktober 2023 lalu.
Perolehan prestasi tersebut menandakan bahwa selangkah lagi Kawista akan mencapai status Proklim Lestari. Namun Aan mengaku, proses ke sana akan terasa lebih menantang. Minimal, harus melakukan pembinaan program serupa di 10 tempat baru.
"Ini jadi tantangan kita. Karena untuk bisa menularkan program-program kita ini cukup butuh waktu lama, harus disebar ke 10 tempat," tandasnya.