WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Luas lahan kritis di Kabupaten Wonosobo mencapai 36 ribu hektar lebih. Pemkab akan berupaya mendorong pemulihan lahan lahan tersebut dengan berbagai kegiatan.
"Ada 36 ribu hektar lebih lahan kritis. Itu data dua tahun lalu. Memungkinan saat bisa bertambah," ungkap Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat membuka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Desa Krasak.
Menurutnya, selain lahan kritis, pemkab juga masih menghadapi problem lain seperti sampah yang baru terkelola 46 persen, dan hilangnya ratusan titik mata air setiap tahun.
BACA JUGA:Amukan Api di Pagi Hari, 2 Rumah di Kaki Pegunungan Dieng Wonosobo Menjadi Arang
"Dari 1750 titik mata air, setiap tahun hilang 11 persen," tandasnya.
Terkait hal tersebut, melalui momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia pihaknya mengajak masyarakat untuk semakin sadar dan bijak dalam melestarikan lingkungan, dengan berbagai aksi nyata.
"Memilah sampah sejak dari rumah tangga dan mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk," katanya.
Pola pertanian dan pembangunan infrastruktur juga harus memperhatikan aspek kelestarian alam. Sehingga mampu menekan degradasi tanah.
BACA JUGA:Banyak Ditemukan Naskah Kuno di Wonosobo, Arpusda Segera Lakukan Konservasi
"Wonosobo berada di hulu sungai Serayu dan Bogowonto, upaya untuk menekan sedimentasi dan degradasi tani harus terus diupayakan," pungkasnya. (gus)